RADARMETROPOLIS: Surabaya – Provinsi Jawa Timur sukses
mengembangkan komoditas pertanian porang. Hal ini membawa Menteri Koodinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo berkunjung ke Jatim, Kamis (17/06/2021) guna Panen
Bersama Tanaman Porang. Meski banyak permintaan dari luar negeri, Jatim tetap
tidak akan mengekspor bibit porang atau yang biasa disebut juga dengan katak.
"Gubernur menerbitkan Pergub supaya tidak ada ekspor
porang," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur, Hadi Sulistyo, Senin (28/06/2021).
Gubernur Khofifah Indar Parawansa, menginginkan pengolahan
porang dilakukan di Jatim. Guberbur perempun pertama di Jatim ini meminta Kepala
Daerah benar-benar menjaga agar katak atau bibit porang tidak diekspor.
Negara lain akan mendapatkan manfaat lebih besar dari
Indonesia, jika umbi atau kataknya diekspor, seperti halnya benur.
Hasil olahan porang Jatim sudah banyak yang diekspor ke
sejumlah negara tujuan, seperti Jepang, Vietnam, China, dan Singapura. Porang
menjadi komoditas andalan baru.
Banyaknya manfaat yang terdapat pada porang, membuat berbagai macam industri berebut porang, mulai dari industri makanan, kecantikan, kesehatan hingga industri pesawat terbang.
Jawa Timur sangat intensif membudidayakan porang. Bahkan Pemprov
telah memberikan bantuan KUR bagi petani porang dengan nilai mencapai Rp70
trilliun. Selain itu juga melindungi petani porang dengan payung hukum.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun menilai jika Jatim
layak menjadi contoh. Untuk itu daerah lain diminta untuk belajar ke Jatim.
Tanaman porang merupakan tanaman asli daerah tropis yang
tidak banyak dimiliki oleh negara lain. Porang tumbuh sebagai tumbuhan semak
(herba) yang produksinya berupa umbi dengan kandungan polysacharida (glucomanan)
yang tinggi. Tanaman ini mampu tumbuh di jenis tanah apa saja mulai dari
ketinggian 0 hingga 700 mdpl, dapat dibudidayakan di hutan di bawah naungan
tegakan pohon dan tanaman lain serta memiliki nilai toleran naungan 60%.
Manfaat dari porang diantaranya adalah sebagai bahan baku
tepung, kosmetik, penjernih air, bahan pembuatan lem, dan jelly serta sebagai
pembuatan komponen pesawat terbang.
Selain itu porang juga memiliki khasiat pengobatan, yakni
untuk menekan peningkatan kadar glukosa darah, mengurangi kadar kolesterol,
kaya akan serat, meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi kegemukan hingga
kencing manis.
Masyarakat Jepang banyak menggunakan porang untuk membuat makanan
khas mereka, seperti misalnya untuk beras/mie (shirataki) dan tahu (konjagu).
Tanaman porang harga jualnya tinggi dan budidayanya terbilang
mudah.
Sebagai komoditas yang terbukti memiliki nilai ekonomi
tinggi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur mendukung
penuh petani yang tengah memperluas area tanam porang.
Di Jawa Timur sendiri, luas lahan existing tanaman porang
adalah seluas 22.021,01 hektar yang berada di 17 kabupaten.
Pada Tahun 2020, pengembangan porang di Jawa Timur
dilaksanakan melalui dua kegiatan. Yaitu \ Pilot Project Kebun Bibit Porang seluas
15 hektar dengan lokasi di Kabupaten Madiun (15 hektar), Tulungagung dan
Probolingo masing-masing 1 hektar.
Sedangkan kegiatan yang kedua adalah Pengembangan Porang
seluas 10.700,24 ha yang dialokasi di 12 kabupaten (Madiun, Lamongan, Malang,
Situbondo, Trenggalek, Banyuwangi, Jombang, Bojonegoro, Ponorogo, Lumajang,
Sumenep, dan Pacitan). Kegiatan ini didanai melalui APBN Tahun 2020.
Tahun 2021 Jawa Timur mendapat alokasi kegiatan pengembangan
porang melalui anggaran APBN (Satker Pusat) seluas 1.500 hektar yang
dialokasikan di 11 kabupaten (Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Malang,
Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto,
Nganjuk, Madiun, Bojonegoro dan Pamekasan).
Kementerian Pertanian memberikan apresiasi yang tinggi
terhadap pembudidayaan yang massif di Jawa Timur, terutama Kabupaten Madiun
yang telah memiliki dan mematenkan bibit porang unggulan asli Kabupaten Madiun
yang diberi nama Porang Madiun 1
Madiun mendapat bantuan untuk pengembangan komoditas porang
dari pemerintah pusat. Termasuk bantuan untuk mempermudah Kredit Usaha Rakyat
(KUR).
Sehubungan dengan pemberian KUR itu, pihak Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Jatim hanya bertugas sebagai fasilitator. Sementara yang
menentukan berhasil atau tidaknya KUR adalah dari bank yang bersangkutan.
"Petani yang mengajukan ke bank, nanti bank yang
mengucurkan dana KUR. Kita hanya fasilitator saja," terang Hadi.
Pada kegiatan kunjungan kerja yang dilakukan oleh Menteri
PMK dan Menteri Pertanian yang diantaranya adalah untuk menunjukkan kepedulian serta
memberikan dukungan bagi pengembangan komoditas pertanian, khususnya porang, tersebut
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Kepala Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Perkebunan, Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, dan Kepala Dinas Kehutanan. Hadir
pula Bupati Madiun Ahmad Dawami. (ADV)
0 comments:
Posting Komentar