RADARMETROPOLIS: Surabaya – Untuk menghindari krisis pangan
akibat tekanan pandemi Covid-19, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa
Timur terus memacu berbagai program yang bisa menjaga dan meningkatkan
ketahanan pangan. Diantaranya ada yang dilakukan dengan menjadikan masyarakat
sebagai ujung tombak. Masyarakat pun dapat ikut andil dalam menjaga ketahanan
pangan.
“Selain peran pemerintah dan petani, masyarakat juga dapat
ikut andil dalam menjaga ketahanan pangan untuk menghindari krisis pangan.
Masyarakat memiliki peluang untuk membangun kedaulatan dan kemandirian pangan
melalui urban farming dari metode hidroponik,” kata Kepala Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo, Jumat (18/12/2020).
Pekarangan Pangan Lestari (Peka Pari) adalah salah satu
program yang dapat menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam menyediakan
pangan secara mandiri sekaligus menekan biaya hidup sehari-hari.
Menurut Hadi, kegiatan Peka Pari merupakan kegiatan
pemberdayaan kelompok masyarakat untuk melakukan kegiatan pembudidayaan
berbagai jenis tanaman berumur pendek, seperti misalnya sayur-sayuran, buah-buahan,
umbi-umbian, dan toga serta budi daya ikan lele dan ternak ayam. Yang mana hal
itu dilakukan melalui kegiatan kebun bibit, demplot, pertanaman, dan pasca
panen serta pemasaran.
“Peran penyuluhan pertanian dalam pemberdayaan Peka Pari ini
sangatlah penting untuk meningkatkan keberhasilan kelompok,” terang Hadi.
Hasil pekarangan itu bisa dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan rumah tangga tanpa harus keluar rumah. Hal ini sekaligus dapat
menghemat pengeluaran rumah tangga.
Menurut Hadi, bisa
memenuhi kebutuhan pangan tanpa harus keluar dari rumah dan menghemat
pengeluaran adalah dua hal yang sangat membantu masyarakat menghindar dari
dampak Kesehatan maupun ekonomi yang tidak menguntungkan dari pandemi.
“Berdasarkan kajian ekonomi, sangat membantu ekonomi rumah
tangga dalam menghemat pengeluaran Rp750.000 hingga Rp1,2 juta per rumah tangga
per bulan,” ujarnya.
Lebih dari itu Hadi berpandangan bahwa masyarakat tidak
hanya dapat memanfaatkan hasil pekarangan tersebut untuk konsumsi, tetapi juga
bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan.
“Sebagian hasil pekarangan juga bisa dipasarkan sebagai sumber
pendapatan yang dipasarkan melalui pasar modern dengan harga lebih tinggi,
ataupun untuk hasil tanaman toga digunakan untuk minuman sehat yang banyak
dicari masyarakat saat ini,” tandas Hadi. (ADV)
0 comments:
Posting Komentar