Risma mengawali masukannya dengan mengungkapkan informasi bahwa
Kota Surabaya berada 5 meter di atas permukaan laut. Oleh karenanya dulu Surabaya
seringkali terjadi banjir di beberapa tempat jika ada air pasang. Ia pun mengaku
bahwa pada saat awal menjadi Walikota Surabaya, sekitar 50 persen wilayah
Surabaya banjir.
Untuk mengatasi masalah tersebut Risma bersama jajarannya
terus melakukan berbagai upaya pencegahan, dengan keterbatasan anggaran. Akhirnya
saat ini sudah semakin teratasi.
“Saat ini sudah tinggal 2,08 persen sisa genangan di
Surabaya,” ungkap Risma kepada Pansus Banjir DKI Jakarta.
Risma lebih lanjut memaparkan berbagai hal yang telah
dilakukannya di Kota Surabaya untuk menangani banjir tersebut. Ia memastikan
terus melakukan pembangunan saluran di berbagai tempat di Surabaya.
Tetapi pembangunan saluran itu tidak hanya dilakukan di tepi
jalan, namun juga di perkampungan-perkampungan.
Bahkan pembangunan saluran di di perkampungan itu juga ditindaklanjuti
dengan pavingisasi. “Supaya ada resapan air,” kata Risma.
Selain itu Walikota perempuan Surabaya itu juga menjelaskan
tentang pembangunan box culvert yang luas dan dalam di berbagai lokasi di
Surabaya. Di atas box culvert itu dibuat jalan. Dan beberapa saluran juga
dibuat pedestrian, sehingga ada dua fungsi yang bisa dimanfaatnya.
Yang paling penting salurannya itu harus dihubungkan. “Harus
terkoneksi semuanya. Kalau tidak, pasti akan menjadi masalah. Makanya, kadang
kalau kita kekurangan uang, kita lebih prioritaskan dulu salurannya, supaya
tidak meluap. Pedestriannya bisa digarap setelahnya, kalau ada uang,” terang
Risma.
Walikota Surabaya itu selanjutnya menjelaskan tentang
pembangunan waduk atau bozem yang mana sampai saat ini sudah ada sekitar 75
bozem di Surabaya. Ia juga menjelaskan tentang pentingnya pintu air dan pompa
air untuk mengatasi musim hujan, termasuk pula intensitas pengerukan dan
normalisasi sungai yang terus dilakukan di berbagai saluran dan sungai di
Surabaya.
Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta dalam pertemuan itu meminta
saran kepada Risma mengenai cara mengatasi banjir, agar ibukota negara bisa
terbebas dari banjir. Risma pun tidak keberatan memberikan berbagai saran yang
harus dilakukan di DKI Jakarta supaya terbebas dari banjir.
Sementara itu Ketua Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta, Zita
Anjani, menjelaskan sebelum ke Surabaya, pansus sudah sempat ke Semarang untuk
mengetahui metode penanganan banjir di kota lumpia itu.
“Kemarin kita sudah ke Semarang. Kita sudah punya ilmu
banyak. Penanggulangan banjir dalam 10 tahun dari 80 persen titik genangan kini
tinggal 13 persen. Tadi ke tempat Bu Risma lebih luar biasa lagi, 50 persen
titik banjir kini tinggal 2,3 persen. Tadi kami belajar banyak dari Kota
Surabaya,” kata Zita.
Ia mengaku kaget melihat kondisi Kota Surabaya yang hijau
penuh dengan tanaman. Mulai dari Bandara hingga ke tengah kota tampak hijau.
Menurutnya Kota Surabaya bukan hanya berhasil menangani
banjir. Tapi juga berhasil menjadi kota green city.
“Kota yang hijau sustainable,” tandas Zita.
Terkait dengan cara penanganan banjir, setidaknya ada lima
masukan dari Walikota Risma yang dapat dijadikan rekomendasi untuk mengatasi
persoalan banjir di DKI Jakarta. “Pertama, kalau bikin jalan, jangan jalannya
saja yang dibaguskan, tapi salurannya dulu yang diutamakan,” urai Zita.
Kalau jalan di DKI, tidak demikian.
“Kalau kita buka, bawahnya hancur. Harus salurannya dulu
dibetulin, terus jalannya,” ujar Zita.
Kedua, air itu anugerah Tuhan, sehingga air itu harus
dialirkan dan ditampung dengan baik. Jadi jumlah air yang masuk harus diketahui
dan bisa menampung serta harus bisa mengalirkan dengan baik. Ketiga, banjir itu
merupakan kiriman Tuhan, sehingga harus mempunyai master plan yang bagus dan
bisa melakukan kerja nyata, yang harus bisa dirasakan oleh warga DKI Jakarta.
Kemudian yang keempat, kekompakan.
“Kolaborasi antar dinas di Kota Surabaya itu bagus. Kalau
ada banjir bukan hanya tugas Dinas Pekerjaan Umum bukan, tapi Dinas Pemadam
Kebakaran juga ikut. Jadi koordinasi cukup baik,” ungkapnya.
Sedangkan yang kelima, air yang masuk ke aliran sungai harus
dipecah supaya tidak berhenti. “Itu lima pesan dari Bu Risma. Kami dari Pansus
Banjir dapat ilmu banyak. Jadi nanti rekomendasinya banyak dari Kota Surabaya
dan kota-kota lainnya. Banyak tadi yang kami dapat,” tandasnya. (ar)
0 comments:
Posting Komentar