RADARMETROPOLIS: Surabaya – Gubernur Jawa Timur berharap
gelaran FESyar untuk Regional Jawa yang diadakan di Jawa Timur Jawa Timur untuk
kembali menggairahkan geliar perekonomian syariah di tingkat daerah maupun
pusat yang kini sedang menurun akibat pandemi. Hal ini disampaikan dalam
sambutannya pada Opening Ceremony FESyar 2020 Regional Jawa di Kantor BI
Wilayah Jawa Timur, Senin (05/10/2020).
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Deputi
Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia
(BI) Provinsi Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah membuka secara resmi FESyar 2020
Regional Jawa tersebut.
Jatim kembali menjadi tuan rumah Gelaran Festival Ekonomi
Syariah atau FESyar untuk Regional Jawa. Kegiatan FESyar sendiri merupakan
agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Tahun 2020 ini sudah
kesekian kali digelar.
Ekonomi Syariah, sebagaimana sektor lainnya, juga terdampak Covid-19.
Untuk itu dalam acara yang digelar secara virtual dari tanggal 5 sampai 10
Oktober 2020, tema besar yang diangkat dalam FESyar 2020 regional Jawa kali ini
adalah Akselerasi Peran Ekonomi Syariah Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Regional.
“Sebagaimana
diketahui bahwa FESyar merupakan program yang diinisiasi Bank Indonesia. Untuk
tahun ini dilakukan secara virtual, serta didukung oleh berbagai pihak, FESyar
Jawa ini merupakan salah satu momentum untuk kembali menggairahkan geliat
perekonomian syariah baik di tingkat daerah maupun pusat,” kata Gubernur
Khofifah
Diungkapkan Khofifah bahwa nilai aset perbankan syariah secara
nasional pada Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp545,4 triliun atau tumbuh 9,22%
(y-o-y), Pembiayaan Yang Disalurkan (PYD) sebesar Rp377,5 triliun atau tumbuh
10,13% (y-o-y) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp430,2 triliun atau tumbuh
8,99%.
Sedangkan nilai aset perbankan syariah Jawa Timur pada
Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp39,32 triliun (atau 5,46% dari total aseet
perbankan), Pembiayaan Yang Disalurkan (PYD) sebesar Rp35,58 triliun (atau
6,34% dari total pembiayaan perbankan) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar
Rp30,58 triliun (atau 5,05% dari total DPK perbankan.
Gubernur berharap penyelenggaraan FESyar tahun 2020 ini dapat
berdampak pada kinerja ekonomi dan keuangan syariah baik secara regional maupun
nasional yang dalam beberapa tahun terakhir terus menunjukkan pertumbuhan yang
signifikan.
Menurut Gubernur, di tengah upaya mengatasi pandemi
Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersinergi dengan berbagai pihak
bertekad untuk mendorong akselerasi pemulihan ekonomi. Salah satunya dengan
melihat peluang dan potensi pengembangan ekonomi syariah yang cukup besar di
Jawa maupun di Indonesia.
Lebih lanjut Khofifah memaparkan peluang dan potensi
tersebut berfokus pada empat diantaranya pengembangan dan perluasan industri
produk halal, pengembangan dan perluasan keuangan syariah. Lalu pengembangan
dan perluasan dana sosial syariah. Serta pengembangan dan perluasan kegiatan
usaha syariah.
“Kami mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
dan berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai referensi ekonomi dan keuangan
syariah dunia,” kata Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menuturkan bahwa
untuk dapat mewujudkan bangkit dan tumbuhnya perekonomian syariah terlebih di
masa sulit seperti saat ini perlu adanya dukungan, sinergi, dan kerja keras
semua pihak.
“Kami menyadari pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di
daerah tentunya tidak lepas dari dukungan dan kolaborasi berbagai instansi dan
lembaga, serta koordinasi antara pusat dan daerah,” ujarnya.
Oleh sebab itu Pemerintah Provinsi bertekad untuk terus
berupaya mendorong pengembangan industri halal mulai dari produk pangan melalui
program sertifikasi halal produk UMKM serta sertifikasi Juleha (Juru Sembelih
Halal) dari level RPH sampai pasar tradisional, hingga produk medis melalui
pengembangan cangkang kapsul berbahan rumput laut yang halal.
Selain itu pembangunan Islamic Science Park di Bangkalan
Madura juga akan menjadi bagian dari Indonesia Islamic Science Park yang
diharapkan dapat menarik gravitasi ekonomi syariah dunia ke Indonesia.
“Berbagai program tersebut pun dapat terlaksana melalui
kolaborasi Pentahelix antara Pemerintah Daerah, akademisi, pelaku usaha,
komunitas, dan media,” kata Khofifah.
Gubernur Khofifah juga mengungkapkan bahwa program One
Pesantren One Product (OPOP) menjadi saah satu program unggulan Pemprov Jatim.
Dirinya menyebut ada lebih dari 6.000 pesantren di Jawa Timur yang merupakan
modal utama dalam mendorong pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni
pesantren di Jawa Timur.
Dijelaskan Gubernur Program OPOP telah dimulai sejak tahun
2019 dan berfokus pada tiga pilar pengembangan. Antara lain Pilar Santripreneur
yang bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman dan keterampilan santri dalam
menghasilkan produk unik sesuai syariah yang berorientasi pada kemanfaatan dan
keuntungan. “Target program Santripreneur yaitu mencetak 1 juta wirausaha baru
dari kalangan santri dalam waktu 5 tahun,” tegasnya.
Kemudian pilar kedua, adalah Pesantrenpreneur yang bertujuan
memberdayakan koperasi pesantren agar dapat menghasilkan produk halal unggulan
yang mampu diterima pasar lokal, nasional, dan internasional. “Target program
Pesantrenpreneur yaitu mencetak 1.000 produk unggulan pesantren dalam waktu 5
tahun,” ujar Khofifah.
Sedangkan pilar ketiga yaitu Sosiopreneur yang fokus pada
pemberdayaan alumni pesantren yang disinergikan dengan masyarakat melalui
inovasi sosial, berbasis digital teknologi, dan kreativitas secara inklusif.
Sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh Pemprov Jatim tersebut,
Gubernur menyambut baik penyelenggaraan kegiatan yang dapat menggerakkan
aktivitas usaha dan ekonomi syariah seperti FESyar Jawa 2020.
“Segenap apresiasi saya sampaikan kepada Bank Indonesia yang
telah mendukung pengembangan ekonomi Syariah khususnya di Jawa Timur melalui
kegiatan Festival Ekonomi Syariah Regional Jawa menuju ISEF 2020 yang dengan
konsep baru ini,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi
Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah, mengatakan bahwa FESyar merupakan satu
rangkaian kegiatan menuju Indonesia Syariah Economic Festival (ISEF), sebuah
ajang ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia.
Gelaran FESyar kali ini memang berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya, tetapi harapannya semua pihak dapat memanfaatkan semaksimal melalui
satu platform yang dapat diakses pada laman www.fesyarjawa.com.
“Sekarang ini totally virtual, tahun-tahun sebelumnya kita
di Grand City. Tapi itu tidak menghalangi semangat kita untuk terus melakukan
upaya-upaya ekonomi syariah sekarang. Kita maksimalkan platform virtual ini
justru untuk mampu mendekatkan kita dengan para penggiat ekonomi syariah dan
UMKM,” ujarnya. (ar)