RADARMETROPOLIS: Banyuwangi – Mahkamah Agung RI memilih
Kabupaten Banyuwangi menjadi rujukan studi lapang. Hasil dari studi lapang di
tanah Blambangan itu akan dijadikan rujukan untuk membuat inovasi di jajaran
Mahkamah Agung se Indonesia, sehingga bisa meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
“Kami telah banyak mendengar hal-hal baik dan ide cemerlang
dari Banyuwangi. Semangat ini yang kemudian kami harapkan bisa diadopsi para
peserta untuk bisa diterapkan di tempat kerja masing-masing,” kata Kepala Pusat
Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Diklat (Pendidikan dan Pelatihan)
MA RI, Edward Simarmata, Senin (21/09/2020).
MA terinspirasi dengan program dan inovasi yang dilakukan
oleh Kabupaten Banyuwangi. Bahkan, capaian prestasi Banyuwangi. Hal itu dinilai
dapat menjadi rujukan untuk menimba ilmu.
Terakhir, MA mengutus sebanyak 56 personel yang terdiri dari
ketua, wakil ketua serta administrator pengadilan se-Indonesia melakukan studi
lapang berbagai program inovatif dari Banyuwangi.
Edward menyebut ada beberapa inovasi yang ingin dipelajari
para peserta dalam stula kali ini. Seperti inovasi kesehatan untuk ODGJ
“Teropong Jiwa”, program percepatan pelayanan publik di level pedesaan “Smart Kampung”,
program pendidikan “Siswa Asuh Sebaya (SAS)” dan “Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE)”.
“Kami ingin mencari tahu lebih detail bagaimana Banyuwangi
membuat inovasi publik. Apa yang membuat mereka melakukan inovasi, bagaimana
mengatasi kendalanya, dan percepatannya seperti apa. Ini yang perlu kami ingin
tahu, hingga tumbuh inovasi,” kata Edward.
Pihaknya mengaku, hasil dari studi lapang ini akan dijadikan
rujukan untuk membuat inovasi. “Harapannya, ke depan kami juga bisa menciptakan
inovasi-inovasi yang membuat layanan kami kepada masyarakat semakin baik,”
imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas
menjelaskan bahwa perkembangan Banyuwangi dalam beberapa tahun terakhir tak
lepas dari inovasi yang dikembangkan oleh daerah ini. Berbagai kendala yang
ditemui, dicoba dipecahkan dengan program-program inovatif.
“Spirit inovasi terus
kami pompa agar terinternalisasi di setiap OPD (Organisasi Perangkat Daerah).
Bagi kami, inovasi adalah kunci meningkatkan kualitas pelayanan publik. Karena
itu, pemkab mendukung berkembangnya inovasi pelayanan publik,” kata Anas.
Inovasi terus dikerjakan oleh Pemkab Banyuwangi, mulai dari
sektor pendidikan, kesehatan, pelayanan kependudukan, hingga penguatan ekonomi.
Menurut Anas, pembiasaan inovasi tersebut sangat dibutuhkan
untuk menghadapi kondisi yang tidak normal, seperti saat menghadapi pandemi
corona. Banyuwangi pun meluncurkan berbagai inovasi guna menghadapi situasi
yang serba dinamis. Iklim novasi inilah yang sedang dibangun secara bertahap di
Banyuwangi.
“Kini, antar dinas, antar desa, antar puskesmas saling memacu diri dan “bersaing” melakukan inovasi. Bersaing untuk mempercepat pelayanan ke masyarakat,” tandasnya. (sr)
0 comments:
Posting Komentar