RADARMETROPOLIS: Surabaya - Di tengah hantaman Covid-19 yang
membawa konsekuensi pada terbatasnya gerak masyarakat maupun pemerintah di
berbagai aspek, ekspor komoditas pertanian Jatim justru mengalami kenaikan
signifikan. Dengan diberlakukannya New Normal, ekspor komoditas pertanian Jatim
semakin melejit.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi
Sulistyo, mengungkapkan bahwa perbandingan data nilai ekspor secara umum pada
periode yang sama pada tahun 2019 dengan tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar
74,85 persen. Nilai ekspor sampai dengan tanggal 25 Juni 2019 mengalami sebesar
Rp 1.706.561.994.149 atau 1,70 triliun. Sedangkan pada periode yang sama pada
tahun 2020 nilai ekspor mencapai Rp 2.984.255.733.333 atau 2,98 triliun. Jika
diprosentasekan terjadi kenaikan sebesar 74,85 persen.
"Kemudian, berdasarkan volume, pada periode yang sama
tahun 2019 sebesar 127.595.586,24 (127,595 ton), sedangkan pada tahun 2020
sebanyak 158.868.623,73 (158,868 ton). Artinya terjadi kenaikan sebesar 24,50
persen," kata Hadi Sulistyo, Senin (06/7/2020).
Adapun komoditas pertanian asal Provinsi Jawa Timur yang diekspor
ada sembilan macam, yakni bubuk kakao, kopi, margarin, sarang burung walet,
bakso, minyak kelapa, premix, susu, dan pakan ayam.
Dalam kegiatan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Produk
Pertanian dan Turunannya asal Jatim di Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya
belum lama ini, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo
melaporkan kepada Kementerian Pertanian bahwa secara simbolis telah dilepas
komoditas pertanian menuju 17 negara tujuan ekspor dengan total sertifikat 225
senilai Rp 58,13 miliar.
Terdiri dari kopi robusta 372 ton senilai Rp 7,9 miliar
dengan negara tujuan ekspor Mesir, margarin 16,5 ton senilai Rp 188 Juta menuju
Liberia, minyak kelapa 135 ton senilai Rp 1,9 miliar menuju Amerika Serikat dan
Srilangka, tepung kakao 1.000 ton senilai Rp 418 miliar ke 6 negara (Pakistan,
Arab Saudi, Australia, India, Srilangka, Belanda), sarang burung walet 2,432
ton senilai Rp 60 juta ke Amerika, Singapura, dan Hongkong.
Bakso 726 Kg senilai Rp 72 juta ke Hongkong, premix 530 ton
senilai Rp 5 miliar ke Bangladesh, Yunani, Finlandia, dan Amerika. Susu 73,37
ton senilai Rp 883 juta ke Brunei dan Singapura, serta pakan ayam 60 Ton
senilai Rp 332 juta ke Timor Leste.
Selain produk yang akan diekspor dalam skala industri, ada
dua komoditas yang mulai bertumbuh menjadi produk unggulan ekspor, yakni Konjac
atau tepung porang sebanyak 121,8 ton ke Thailand dan daun alas sebanyak 5,6
ton ke Australia.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, mengapresiasi
upaya yang telah dilakukan jajaran pemerintah Provinsi Jawa Timur, sehingga
berdampak bagi kesejahteraan petani, ketersediaan pangan, dan berjayanya produk
pertanian dalam negeri di pasar dunia. Ke depan akan terus mendorong investasi
dan inovasi.
Mentan lebih lanjut menyatakan bahwa berdasarkan catatan
sertifikasi ekspor di Karantina Pertanian Surabaya, di masa pandemi Covid-19
jumlah ekspor Jatim tetap menunjukan tren positif.
Tercatat sebanyak 998,1 ribu ton komoditas pertanian Jatim
diekspor pada periode antara Januari sampai dengan Juni 2020. Sedangkan pada
periode sama di tahun 2019 hanya mencapai 812,3 ribu ton saja.
"Kita berharap semoga dengan pemberlakukan new normal
memberikan angin segar, sehingga Jawa Timur dapat kembali meningkatkan
ekspornya," ungkapnya.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, secara khusus
hadir ke Karantina Pertanian Surabaya untuk melepas komoditas pertanian Jatim
ke 17 negara.
17 Negara tujuan ekspor tersebut adalah Mesir, Liberia,
Amerika, Srilangka, Pakistan, Arab Saudi, Australia, India, Belanda, Hongkong,
Bangladesh, Yunani, Finlandia, Amerika, Brunei, dan Singapura.
Total komoditas ekspor komoditas pertanian yang diekspor adalah
6,7 ribu ton dengan nilai mencapai Rp 191,9 miliar. Namun yang dilepas secara
simbolis sebesar 2,19 ribu ton dengan nilai mencapai Rp 58,13 miliar. (ADV)
0 comments:
Posting Komentar