RADARMETROPOLIS: Surabaya – Sabu-sabu (SS) berlogo pohon
kelapa yang diedarkan oleh jaringan Iran diprediksi masih akan terus diedarkan
di Kota Surabaya sebagai wilayah baru peredaran. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa dari total 1 ton sabu yang
diamankan dari jaringan Timur Tengah tersebut, ternyata 100 kg lebih diamankan
di Kota Surabaya.
“Kita masih selidiki bagaimana para pengedar dan pemakai
sabu di Surabaya yang tertangkap. Kita lakukan pengecekan jenis sabu yang
beredar apakah memiliki kesamaan, baik itu kualitas kristal, tekstur serpihan,
dan cepatnya proses penguapan,” kata AKBP Memo Ardian, Jumat (05/06/2020).
Menurut Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya itu sabu yang
diedarkan oleh masing-masing jaringan memiliki ciri tersendiri. Perbedaan
menyolok antara sabu asal Asia, baik itu jaringan Tiongkok atau China dengan
jaringan Iran, juga terdapat pada fisik. Orang awam memang tidak bisa
membedakan secara kasat mata, tapi bagi kepolisian, perbedaan tersebut tampak
jelas.
Selain memiliki kualitas dan kuantitas yang berbeda saat
masuk Indonesia, jaringan narkoba Tiongkok juga memilah sejumlah rekan bisnis
barang haram ini dengan rapi. Para bandar pemasok merekrut pengedar menengah
yang diamankan untuk menjadi bandar.
“Kemungkinan besar adalah para pelaku bandar yang direkrut
ini bekerjasama dan patungan memesan narkoba. Sehingga para bandar medium atau
menengah ini bisa ‘naik status’ menjadi bandar. Maka dipilihlah para penghuni
lapas yang terjerat narkoba sebagai anggotanya,” ungkap Memo.
Usai merekrut para bandar baru, pemasok barang haram itu
memfokuskan peredaran narkobanya. Yakni masuk dari Jakarta yang dikirim
langsung dari Iran dengan sistem kurir internasional. Dengan begitu, usai
barang masuk dari Jakarta, maka ‘kuda’ atau pengantar sabu ini mengirim ke
Surabaya. Selanjutnya proses pengumpulan di gudang dilakukan para bandar dengan
sistem rapi.
“Rapi dan sangat rapi, para pelaku gembong narkoba baru ini.
Tak hanya menaruh beberapa tempat yang menjadi gudang. Tapi tempat penyimpanan
sabu juga dipilih secara berbeda, yakni rumah mewah, apartemen, dan juga rumah
kos atau rumah pribadi kecil,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, pihak kepolisian mengembangkan sistem baru
untuk menekan pergerakan bandar dan pengedar narkoba di Surabaya. Sistemnya
adalah membuat kampung teladan bebas narkoba. Para RW akan diajak untuk
berpartisipasi membentuk tim penanggulangan dan sosialisasi anti narkoba di
wilayahnya.
“Kita masih rancang dan kita akan segera luncurkan kampanye
ini. Sehingga peredaran narkoba di Surabaya bisa ditekan sedini mungkin,” tandas
Memo.
Peredaran tersebut diprediksi masih mengakar. Meski tak sekuat
awal 2020 lalu. Kelompok pengedar sabu jaringan Iran ini masih bisa terus masuk
ke Surabaya melalui jaringan non-aktif atau yang masuk penjara. (ar)
0 comments:
Posting Komentar