RADARMETROPOLIS: Surabaya - Angka kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Jawa Timur terus meningkat. Berdasarkan data terakhir yang
diperbarui pada Rabu (08/04/2020) lalu, penderita DBD di Jatim meningkat
menjadi 3.280 orang. Dimana 26 orang di antaranya meninggal dunia. Dinkes Jatim
meminta masyarakat tetap melaksanakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) meski
juga harus menghadapi pandemi Covid-19.
Kasus DBD tertinggi terjadi di Kabupaten Malang dengan 587
kasus. Menyusul Jember (300), Trenggalek (242),
dan Pacitan (208). Sedang kematian tertinggi terjadi di Kabupaten
Malang, Ngawi, dan Trenggalek.
Kenaikan angka penderita dan kematian tersebut tergolong
tinggi. Sebab data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur per Januari 2020
lalu masih sebanyak 811 orang dengan angka kematian sebanyak 6 orang. Kemudian
saat diupdate pada 13 Maret lalu, jumlah penderita mencapai 2.016 kasus dan
angka kematian 20 orang.
Berbagai upaya untuk menganggulangi serangan DBD tersebut telah
dilakukan oleh Dinkes Jatim. Diantaranya adalah penggiatan PSN (pemberantasan
sarang nyamuk) melalui aksi 3M Plus dengan melaksanakan gerakan satu rumah satu
jumantik di semua wilayah di setiap kabupaten/kota. jelas
Kepala Dinkes Jatim, dr Herlin Ferliana, meminta hendaknya masyarakat
tetap melaksanakan PSN meski di situasi pandemi Covid 19 saat ini. Hal ini agar
angka penderitanya tidak meningkat. Karena seseorang tidak akan terkena DBD
jika tidak ada nyamuk.
"Saya harapkan upaya ini serempak dan berkesinambungan,
dan tidak boleh ada yang tidak peduli dengan ini, semua harus melakukan," kata
Herlin.
Upaya PSN paling efektif adalah melakukan 3M plus. Di
antaranya menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air,
menyingkirkan/memanfaatkan barang bekas, plus menghindari gigitan nyamuk.
Tindakan ini harus dilakukan setiap satu minggu. Mengapa PSN
ini perlu dilakukan per minggu, dikarenakan proses kembang biak nyamuk Aedes
Aegepty sangat cepat.
Menurut Herlin, pada saat bertelur nyamuk akan menghasilkan
100 hingga dua ratus telur. Telur itu bisa hidup di air. Tiga hari kemudian
nyamuk akan menjadi jentik.
Setelah menjadi jentik, dua hari kemudian nyamuk bisa
berubah menjadi kepompong. Lima hari setelahnya menjadi nyamuk kecil, dan satu
jam setelahnya menjadi nyamuk dewasa.
"Perkembangannya begitu cepat,” jelas Herlin. Karena
itulah sumber air harus rajin dikuras, agar bakal nyamuk mati sebelum menjadi
nyamuk.
Atas dasar fakta itulah mengapa Dinkes Jatim lebih
menyarankan untuk melakukan PSN daripada fogging, yang hanya membunuh nyamuk
dewasa. (sr)
0 comments:
Posting Komentar