RADARMETROPOLIS: Surabaya - Kapal Perang Republik Indonesia
Banjarmasin 592 menjalani pengedokan di dermaga PT. PAL, Surabaya. Perbaikan
dan pemeliharaan tingkat Depo (hardepo) terhadap kapal produksi kebanggaan
negeri ini pada kali ini mencapai 80 persen. Mulai dari perawatan mesin hingga lambung.
Sarana dan prasarana anggota juga diperbaiki. Meskipun pengerjaan dimulai agak
terlambat, perbaikan dan pemeliharaan tersebut ditargetkan selesai pada
November 2019. Kapal akan diuji coba dengan beban penuh.
“Jika perawatan dan perbaikan yang dilakukan tingkat depo,
idealnya dilakukan pada awal tahun,” kata Komandan KRI Banjarmasin-592,” kata Letkol
Laut (P) Yulius Andreas Lorentius, M.Tr (Hanla), Komandan KRI Banjarmasin-592,
Senin (03/10/2019).
Tapi dalam kesempatan ini, pelaksanaan hardepo KRI
Banjarmasin 592 mundur. Yang seharusnya dilakukan pada awal tahun, baru
dilaksanakan pada bulan Maret. Pengedokan tahap pertama dilakukan di dermaga
atau dok Semampir pada Juni 2016. Disini mesin pendorongan dibongkar. Termasuk
poros atau as kapal.
Pekerjaan tersebut dilakukan sebelum kontrak dibuat. Yulius
menyebutnya dengan istilah ‘Curi Start’. Ini dilakukan untuk mengetahui
kerusakan yang belum diketahui. Hal ini baru diketahui setelah dibongkar.
Dijelaskan Yulius, perbaikan yang sifatnya pakem atau rutin
sudah bisa diketahui sejak awal. Tapi dalam pekerjaan yang bersifat rutin itu biasanya
ada kerusakan yang tidak diketahui. Oleh karena itu perlu dibongkar terlebih
dulu.
”Start mulai bulan Maret. Sudah mulai ada yang dibongkar.
Sedikit-dikit. Bagian-bagian yang perlu diperbaiki atau diganti, dibongkar. Ini
nanti targetnya selesai bulan November,” ungkap Letkol Yulius.
Pada 16 Agustus 2019 lalu, pemeliharaan dan perbaikan
dilanjutkan di dok atau dermaga Irian. Di dok kedua ini dilakukan perawatan
sekaligus pembersihan. Kemudian dipasang lagi. “Turun dok sebentar. Hanya dua
minggu,” terang Yulius.
Pengerjaan tersebut tidak memakan waktu lama, karena hanya
melepas dan menguji ketebalan plat. Ketebalan plat perlu diperiksa untuk
mengetahui apakah masih memenuhi syarat atau tidak. “Kalau ketebalannya sudah
di bawah syarat, harus diganti,” tambah Yulius.
Bagian badan kapal yang terendam air, masih terus didiskusikan
pola perbaikannya. Karena menggunakan sistem baru, perawatannya agak berbeda.
“Kami melihat (system baru) kurang bagus. Makanya sekarang
ini kita diskusikan untuk mencari penanganan yang terbaik,” ungkap Yulius.
Sistem pemeliharaan yang lama menggunakan blasting. Sistem
ini tidak menggunakan air. Hanya memakai pasir yang disemprot.
Sekarang ini pemeliharaan badan kapal di bawah garis air memakai
sistem fiberglass. Disini ada air yang disemprotkan. Memang tidak banyak
partikel yang bertebaran, tetapi hasilnya di plat kurang bagus. Masih jauh lebih
bagus sistem yang lama. Karena platnya tidak terkena air, plat tidak
teroksidasi.
Selain di atas, juga dilakukan perbaikan akomodasi, yakni perbaikan
di dalam ruangan-ruangan. Lantai kapal akan di epoxy ulang. Mesin-mesin pintu
hidrolis diperbaiki semua. Termasuk sarana dan prasarana anggota diperbaiki. Antara
lain lemari-lemari yang rusak.
Sebagian dikerjakan secara mandiri oleh anggota. Seperti
misalnya ada kerusakan di tempat tidur. Ini tidak dikerjakan oleh pihak lain.
Tetapi dikerjakan sendiri oleh anggota. Misalnya dicat sendiri oleh anggota,
agar terlihat baik.
Saat ini di KRI Banjarmasin ada 119 personil, mulai dari
perwira hingga prajurit. Ada dua anggota Korps Wanita Ankatan Laut atau Kowal.
Satu dari akademi. Satu dari bintara.
Setelah perbaikan belum diketahui kemana ditugaskan. “Tapi
kalau bersandar, ya kembali ke Semampir,” ujar Yulius.
Perlu diketahui, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI)
Banjarmasin-592 adalah salah satu hasil karya kebanggaan negeri. Kapal ini
dibuat oleh BUMN yang bergerak di bidang industri galangan kapal, PT PAL
Indonesia (Persero) pada tahun 2003.
KRI Banjarmasin-592 adalah salah satu dari empat kapal
perang logistik jenis Landing Platform Dock (LPD) yang dimiliki TNI AL. Kapal
ini memiliki panjang 125 M (410,10 Ft) dengan lebar 18 M (72,18 Ft) dengan
kecepatannya 16 knots. Kapal ini dilengkapi persenjataan, diantaranya Meriam.
Kapal ini bisa menampung sekitar 500 orang.
Terdapat perbedaan dari 2 kapal perang bertipe sama yang
diproduksi di Korea Selatan. KRI Banjarmasin-592 mampu mengangkut 5 unit
helikopter (3 di geladak heli, 2 di hanggar) dari yang sebelumnya hanya 3 daya
angkut helikopter dan getaran kapal kali ini sangat rendah sehingga dapat
menambah kenyamanan dari awak kapal.
KRI Banjarmasin-592 merupakan salah satu dari 13 kapal
perang milik Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang berfungsi sebagai
pengangkut kapal pendarat pasukan, operasi amfibi, pengangkut tank, pengangkut
personel, juga untuk operasi kemanusiaa,n dan penanggulangan bencana serta
pengangkut helikopter.
Dengan spesifikasi tersebut, selain sebagai kapal tempur
yang berteknologi desain semi-siluman, KRI Banjarmasin-592 juga telah berperan
penting dalam misi kemanusiaan dan penanggulangan bencana di dalam maupun luar
negeri.
Dilengkapi dengan dua unit Landing Craft Units
(LCU) yang berfungsi menurunkan pasukan dan muatan ketika tidak tersedia
dermaga untuk berlabuh di laut, KRI Banjarmasin-592 didesain khusus untuk
membantu operasi amfibi TNI AL. (rcr)