RADARMETROPOLIS: Banyuwangi – Bupati Banyuwangi Abdullah
Azwar Anas meminta camat dan kepala desa serta jajaran pendidikan untuk
bersama-sama menyelesaikan masalah pendidikan. Diantaranya adalah tentang anak
putus sekolah.
Bagi Bupati Anas, pendidikan formal dan pembinaan karakter
perlu terus dilakukan, meski target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) telah
terlampaui, yang kini mencapai 70,03.
Anas mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggelar rapat
koordinasi yang dihadiri para camat, kades, kepala sekolah, dan guru. Mereka
diajak untuk untuk bisa menyelesaikan masalah pendidikan, termasuk diantaranya
adalah yang terkait dengan pendidikan dasar.
“Kami telah mengumpulkan camat, kades, dan seluruh jajaran
pendidikan. Semua harus berkolaborasi menangani anak putus sekolah,” tegas
Anas, Rabu (31/7/2019).
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa selain anak putus sekolah,
penanganan dimaksud juga harus dilakukan terhadap warga di luar usia sekolah
namun belum pernah mengenyam pendidikan di sekolah.
Rakor tersebut diikuti para camat, para kepala satuan
koordinasi wilayah pendidikan (satkorwildik), kelompok kerja kepala sekolah (K3S)
jenjang SD, kepala SMP, camat, kades serta segenap elemen terkait.
Berdasar hasil survei terbaru, tingkat kepuasan rakyat
terhadap pemkab sangat tinggi. Tingkat kepuasan terhadap bupati mencapai 84,3
persen, tingkat kepuasan terhadap program pendidikan sebesar 85 persen, dan
tingkat kepuasan terhadap program kesehatan lebih dari 80 persen.
“Ini momentum yang baik. Jangan sia-siakan kepercayaan
rakyat. Untuk itu, mari kita bareng-bareng entaskan masalah pendidikan dasar
ini,” ujarnya.
Bupati kemudian memaparkan angka indeks pembangunan manusia
(IPM) Banyuwangi. Pada tahun 2018, IPM Banyuwangi mencapai 70,06 persen.
Sedangkan di tahun yang sama, angka harapan lama sekolah yang menjadi salah
satu alat dimensi pengukuran IPM sebesar 12,69 tahun atau setara dengan jenjang
diploma satu (D-1). Pada periode yang sama, rata-rata lama sekolah di
Banyuwangi berada pada angka 7,12 tahun atau setara kelas dua SMP.
Untuk mendongkrak IPM tersebut, Bupati Anas meminta para
camat, kades, kepala sekolah, dan guru rajin turun lapangan untuk mendata
kondisi lingkungan sekitar.
“Jika ada anak usia sekolah yang putus sekolah, tugas kita
semua mengatasi lewat program pemburu anak putus sekolah. Camat, kades bersama
jajaran pendidikan harus bergerak bersama,” ujarnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada dana on call lewat
SAS atau kolaborasi dengan Baznas.
Sementara bagi warga yang usianya sudah di luar usia sekolah
tetapi belum pernah sekolah, maka kades, camat, guru, atau kepala sekolah bisa
berkoordinasi dengan Dispendik.
“Bapak dan ibu tidak harus turun tangan sendiri. Segera
koordinasi dengan Dispendik agar mereka segera diikutkan program Kejar Paket A,
Paket B atau Paket C,” paparnya.
Bupati Anas tidak hanya terpaku pada pendidikan formal,
namun pendidikan karakter juga menjadi hal penting. Yang mana pendidikan
karakter bisa dilakukan dengan mengenalkan budaya sejak dini pada anak. Maka, Bupati
Banyuwangi tersebut berharap semua kecamatan menggelar pentas kebudayaan di
wilayah masing-masing.
Pentas yang diperuntukkan bagi bagi anak dan remaja ini bisa
digelar sepekan sekali atau sebulan dua kali. Kesenian yang ditampilkan pun
harus bersumber dari seni atau budaya setempat.
“Tidak semua harus gandrung, karena masyarakat kita hetrogen.
Budaya yang berkembang di masyarakat harus diberi panggung. Dengan berkesenian,
otak kiri dan kanan anak-anak akan berkembang seimbang yang dampaknya bisa
meningkatkan karakter yang kuat pada anak-anak,” tandas Anas. (rie)
0 comments:
Posting Komentar