RADARMETROPOLIS: Malang – Setelah sukses melakukan uji coba
tanam padi Brang Biji di Desa Banjararum, kini Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang menyiapkan lahan seluas
30 hektar di Desa Banjararum, Kecamatan Singosari. Untuk itu sejumlah bibit
padi Hibrida jenis Brang Biji telah disiapkan.
Budiar Anwar, Kepala DTPHP Kabupaten Malang, mengatakan
bahwa hasil panen dari uji coba tanam padi jenis brang biji di Desa Banjararum
bisa dibilang bagus. Dimana hasil panen per hektarnya mencapai angka 10 ton. Padahal
dalam pelaksanaan uji coba tanam tersebut, menurutnya masih terdapat beberapa
kekurangan.
“Padi jenis ini karakternya tidak terlalu baik untuk
intensitas hujan yang tinggi seperti saat ini. Kemudian jarak tanam yang kami
lakukan juga sepertinya terlalu dekat. Hal seperti itu jika kami tidak
melakukan uji coba, kami tidak akan tahu,” jelas Budiar, Senin (6/5/2019).
“Namun dengan kondisi seperti itu. Hasil panennya masih bisa
mencaapai 10 ton per hektarnya. Itu pun kemarin masih sempat terserang penyakit
sebanyak dua kali. Saya beranggapan, seandainya tidak terkena penyakit dengan
proses penanaman yang kita perbaiki berdasarkan evaluasi, jumlah panennya akan
meningkat. Bahkan, mungkin, bisa sampai 15 ton per hektar sekali panennya,” ujarnya.
Budiar lebih lanjut mengatakan, pihaknya akan menyiapkan
lahan seluas 30 hektare untuk ditanami padi jenis Brang Biji hasil dari
pembibitan yang juga dilakukan di wilayah pertanian Desa Banjararum. Dengan
harapan, akan meraih kesuksesan yang sama dengan lahan yang dijadikan uji coba
tanam.
“Kita anggarkan untuk 30 hektar yang akan diberi oleh Pak
Wabup. Rencananya kita siapkan untuk tahun ini juga,” tandas Budiar.
Budiar menambahkan bahwa secara teknis dan ilmiah ada tiga
poin yang didapatkan dalam kegiatan uji coba pengembangan padi jenis tersebut.
Pertama, yaitu tetap mengedepankan upaya untuk mempertahankan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Hal itu dimaksudkan agar lahan pertanian di desa tersebut tidak
sampai terjadi alih fungsi lahan, misalnya dijadikan perumahan, sehingga
keberlangsungan dari lahan pertanian ini terus berlanjut untuk kegiatan
produksi pertanian.
“Proyeksi kedepan, sebagai salah satu lokasi studi tanaman
padi. Sehingga, harapannya lahan uji coba tersebut bisa menjadi tempat belajar
tentang pengembangbiakan dan pembenihan padi,” ungkap Budiar.
Poin ketiga, kegiatan uji coba pengembangan padi jenis Brang
Biji adalah dimaksudkan sebagai perwujudan konsep intensifikasi. Di Pulau Jawa
tidak bisa ekstensifikasi, sehingga harus diterapkan konsep pertanian
intensifikasi.
“Jadi, jumlah butir padi yang terdapat dalam satu rumpun itu
ditingkatkan jumlah butirnya. Hasilnya, dari butir padi yang tadinya hanya
berjumlah 200 butir per rumpun, harus mampu ditingkatkan menjadi 400 butir padi
per rumpun,” kata Budiar.
Pada jenis tersebut telah diujicobakan pada lahan seluas dua
hektar, salah satunya di Desa Banjararum Kecamatan Singosari, dan sisanya ada
di Kepanjen.
Jika jumlah produksi meningkat, perekonomian dan
kesejahteraan petani juga ikut turut meningkat. Surplus ketahanan pangan di Kabupaten
Malang juga semakin meningkat.
“Kami berupaya mendukung program pemerintah Swasembada
Pangan 2021. Kami berharap bisa berkontribusi dalam upaya pemerintah untuk
mensukseskan program tersebut. Ya, paling tidak kita bisa berkontribusi 5-10%. Itu
sudah sangat bagus,” tandas mantan Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Malang
ini. (dea)
0 comments:
Posting Komentar