RADARMETROPOLIS: Ponorogo – Jemaah Toriqoh MUSA sebuah
pondok pesantren yang ada di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, mengabarkan
kiamat sudah dekat. Sebanyak 52 warga Ponorogo diminta “mengungsi” ke Pondok
Pesantren di Malang. Tidak hanya itu, mereka juga diminta menjual semua asetnya.
"Pada awalnya mereka dipengaruhi atau diajak oleh
Katimun (48), warga RT 05 RW 01 Dukuh Krajan, Desa Watubonang yang merupakan
jemaah santri di ana," kata Camat Badegan, Ringga Irawan, Rabu
(13/3/2019).
Katimun mempengaruhi warga dengan banyak doktrin. Seperti
tentang kiamat sudah dekat, soal perang hingga kemarau panjang. Terkait kiamat,
menurut Ringga warga diminta pergi dan menjual semua aset di Desa Watubonang.
"Jemaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk
bekal akhirat, dibawa dan disetorkan ke pondok. Jemaah sholat 5 waktu di masjid
pondok," imbuhnya.
Kepindahan 52 warga warga Dukuh Krajan, Desa Watubonang,
Kecamatan Badegan, Ponorogo ke Malang terjadi dalam satu bulan secara bertahap.
Terakhir pada Kamis, 7 Februari 2019. Mereka dikabarkan mengikuti Jemaah
Toriqoh MUSA dari ponpes yang ada di Malang itu.
Sementara soal Ramadhan tahun ini yang akan diwarnai
huru-hara, jemaah diminta membeli pedang seharga Rp 1 juta. Jemaah yang tidak
membeli pedang diharuskan menyiapkan senjata di rumah, sehingga meresahkan
masyarakat sekitar. Kemudian jemaah berlindung di pondok.
Yang terakhir soal kemarau panjang selama 3
tahun mulai 2019-2021. Jemaah diminta menyetor gabah 500 kg per orang karena kemarau
mengakibatkan paceklik. (gun)
0 comments:
Posting Komentar