RADARMETROPOLIS: Surabaya – Kepolisian Resor Kota Besar
Surabaya memastikan tidak akan ada aksi sweeping yang dilakukan oleh pengemudi
ojek online (ojol) dalam unjuk rasa yang diikuti oleh ribuan pengemudi ojek
online (ojol) di Surabaya. Sebab aparat kepolisian akan mengawal jalannya unjuk
rasa yang dilakukan di beberapa titik tersebut. Untuk pengamanan ini
Polrestabes Surabaya menyiagakan sebanyak 500 personel.
"Kita memastikan bahwa tidak ada aksi sweeping. Karena apa?
Kita ikuti terus, mulai dari titik awal, bergerak, dan di akhir. Setiap mereka
berhenti, kita ingatkan dari mobil komando bahwa aksi mereka adalah aksi
damai," kata Wakapolestabes Surabaya, AKBP Leonardus Simamarta, di lokasi unjuk
rasa, Selasa (19/3/2019).
"Dan ini, Alhamdulillah, sampai sekarang mereka bisa
tertib dan tidak ada aksi sweeping," ujarnya bersyukur.
Leo lebih lanjut mengungkapkan, pihaknya telah menyiagakan
sekitar 500 personil untuk mengamankan unjuk rasa tersebut. Seluruh personil
itu kemudian disebar di beberapa titik strategis selama aksi unjuk rasa
berjalan.
"Ada di 4 titik. Ada di kantor Gubernur, Grahadi,
Klampis (kantor Grab) dan di Ngagel (kantor Gojek)," jelasnya.
Saat mengikuti konvoi, pengikut unjuk rasa beberapa kali
menjumpai rekan mereka yang masih melayani order ojek online. Tetapi, tidak ada
aksi anarkis terhadap para driver yang masih beroperasi itu. Massa hanya
meneriaki rekan mereka yang tidak ikut serta dalam unjuk rasa.
Isu sweeping sempat berhembus sehari sebelum
unjuk rasa tersebut digelar. Para ojol mengancam akan melakukan sweeping jika
dalam aksinya mereka menemukan rekan mereka yang masih melayani order. (rcr)
0 comments:
Posting Komentar