RADARMETROPOLIS: Ponorogo – Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menghitung kerugian akibat banjir yang menerjang enam kecamatan beberapa waktu
lalu mencapai Rp 8,8 miliar. Dengan rincian, sektor infrastruktur sebesar Rp
6,8 miliar dan pertanian Rp 1,8 miliar.
“Dan ada tambahan lagi, plengsengan sekolah di Kecamatan
Ngrayun longsor, kerugian sekitar Rp 200 juta. Jadi total kerugian akibat
banjir tersebut Rp 8,8 miliar,” kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, Sabtu
(16/3/2019).
Sektor infrastruktur menyumbang kerugian terbesar karena
banjir membuat beberapa jembatan putus. Ipong mencontohkan, jembatan Broto jika
diperbaiki biayanya Rp 1 miliar. Tetapi kalau ingin dibangun kembali biayanya
mencapai Rp 1,3 miliar.
Beberapa jembatan yang rusak akibat banjir, antara lain
jembatan di desa Broto, Nambak II, dan Krisik.
Selain jembatan, banjir juga membuat beberapa talud atau plengsengan
ambrol. “Talud kerugiannya tidak besar karena masih terbuat dari tanah. Namun
banyak jumlahnya, sekitar 13 talud yang ambrol,” katanya.
Sedangkan untuk sektor pertanian, lahan yang terendam banjir
seluas 1.700 hektar. Kemudian jumlah tanaman yang mengalami puso seluas 305
hektar. Untuk penghitungan kerugian di sektor ini, Ipong mengacu pada nilai
klaim asuransi pertanian. Dimana lahan 1 hektar mendapatkan asuransi Rp 6 juta.
“Kerugiannya, 305 hektar dikali Rp 6 juta. Jadi, total untuk
sektor pertanian Rp 1, 8 miliar,” katanya.
Ipong menyatakan bahwa Pemkab Ponorogo akan membantu benih
dan pupuk bagi para petani yang mengalami puso atau gagal panen.
Langkah ke depan, untuk talud-talud yang ambrol, Pemkab
Ponorogo meminta balai besar wilayah sungai (BBWS) Bengawan Solo membangun
talud yang permanen. Karena itu merupakan wewenang dari BBWS Bengawan Solo.
Pemkab Ponorogo juga sedang menganalisis
beberapa jembatan yang putus. Kalau digunakan oleh orang banyak, Pemkab
setempat memrioritaskan untuk segera dibangun. (gun)
0 comments:
Posting Komentar