RADARMETROPOLIS: Surabaya - Menurut Gubernur Jawa Timur
terpilih Khofifah Indar Parawansa, saat ini para petani garam masih belum bisa
sejahtera yang salah satu sebabnya adalah produk impor yang sering rembes ke
pasar. Untuk itu ia berharap ada skema yang lebih menguntungkan bagi para petani
garam yang ada.
"Biasanya kalau ada garam impor itu turunnya di Tanjung
Perak. Kalau itu ada yang merembes ke pasar, pasti akan mereduksi garam rakyat
dalam konsumen pasar-pasar tradisional merembes ke pasar barang konsumsi. Maka
itu akan berpengaruh pada harga jual dari garam," ujar Khofifah di acara
silaturahmi DPP HKTI Jawa Timur, Minggu (19/8/2018).
Untuk itu, Khofifah berharap ada data persebaran garam impor
yang lebih detail. Hal ini dimaksudkan agar masalah sesungguhnya bisa diungkap.
"Saya pun selama ini melakukan navigasi untuk bisa
mengurai masalah ini. Bahkan, sebelum kesini (acara silaturahmi) ini saya
berada di Lamongan untuk berdiskusi dengan Pak Bupati. Ya, salah satunya untuk
itu," tambah wanita yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Sosial ini.
Ketua DPP HKTI Jatim Ahmad Nawardi pada kesempatan tersebut
juga turut mendorong hal yang sama. Menurutnya, selama ini ada perlakuan yang
kurang adil bagi para petani garam.
"Saya yang berasal dari Pulau Garam Madura saat ini
sering merasa ironis ketika justru mereka tidak lagi menjadi penghasil utama
garam. Ini karena salah satunya adalah harga garam yang anjlok," kata
Nawardi.
Menurut pria yang juga anggota DPD RI itu, jika keran impor
diperketat, maka petani garam akan bisa sejahtera. Selama ini indikasi yang ada
adalah harga garam dari petani jatuh, karena tidak kuat menahan serangan garam
impor. (rie)
0 comments:
Posting Komentar