RADARMETROPOLIS: Jakarta - Mengingat begitu sangat tingginya
potensi bencana yang terjadi di Indonesia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) diminta lebih mempercepat respon, terutama menyangkut aspek sosial,
yakni sandang, pangan, dan kesehatan.
Permintaan tersebut disampaikan Ketua Komisi VIII DPR Ali
Taher Parasong di sela-sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan beberapa Kepala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin
(2/4/2018).
Sepuluh Kepala BPBD hadir dalam acara tersebut, diantaranya
dari Sumut, Sumsel, DKI Jakarta, Jateng, Jatim, NTB, dan Papua.
Ali Taher lebih lanjut mengatakan, bahwa hal yang harus
cepat direspon terutama aspek sosial, yakni sandang, pangan, dan kesehatan.
Aspek ini supaya cepat tersedia di lokasi bencana. Mengingat dalam peralihan
iklim selama ini banyak terjadi banjir, longsor, dan gempa bumi yang belum
teratasi.
''Karena itu Komisi VIII DPR perlu mengundang langsung aparat penanggulangan bencana daerah untuk
mencari solusi terbaik sekaligus penanganannnya,” kata Ali Taher yang dalam
rapat tersebut didampingi Wakil Ketua
Ihsan Qolba Lubis dan Tubagus Ace Hasan Sazili.
Menurutnya, Indonesia belum mempunyai standar maksimal
penanganan gempa. Misalnya tidak mempunyai alat deteksi dini secara maksimal
sehingga terjadi gelombang kemudian
berdampak pada tsunami. Bencana gempa bumi, sebetulnya ada tanda-tanda awal,
sehingga bisa dilakukan pencegahan.
“Mudah-mudahan dengan pertemuan ini bisa mengadakan
alat-alat tersebut dan dalam implementasinya bisa diupayakan tepat waktu, tidak
terkendala birokrasi yang panjang,” harapnya.
Beberapa bencana di daerah tidak ada ketersediaan logistik
di lapangan. Misalnya, banjir di Sumsel, sampai sekarang belum ada bantuan
maskismal.
“Karena itu perlu ada kepekaan dari daerah, BNPB di pusat
dan DPR khususnya dukungan Komisi VIII untuk mensuplai kebutuhan di daerah,” tandas
Taher.
Komisi VIII menekankan agar tingkat responsbilitas dan
sensititifitas BPBD terhadap kedaruratan menjadi penting, disamping rehab dan
rekon. Sedangkan bentuknya dengan mengintervensi program lewat Dana Alokasi
Khusus (DAK) supaya bisa cepat selesai.
Selain itu, mereka juga meminta dibangun Gudang Logistik di
beberapa tempat, seperti di Sumsel,
Sumut, Maluku, bahkan ditargetkan ada 8 tempat Gudang logistik di seluruh
Indonesia. Begitu terjadi bencana maka akan cepat didistribusikan ke daerah
yang terkena bencana, sehingga bisa cepat sampai ke lokasi.
Apalagi, dana operasional kegiatan BNPB tersedia Rp1,1
triliiun dan dana siap pakai (DSP) lebih Rp4 triliiun. ''Dana ini sebenarnya
jauh lebih dari cukup. Hanya jenis barang dan jasa memerlukan proses untuk
mendistribusikan kepada para korban di lapangan,'' ujarnya. (rez)
0 comments:
Posting Komentar