RADARMETROPOLIS: Surabaya - Dalam rangka melakukan
pembenahan untuk meningkatkan kepuasan pelayanan kepada para pelanggannya,
seluruh jajaran direksi dan manajemen PDAM Surya Sembada turun langsung ke
lapangan untuk mengecek meter air di kawasan industri, Senin (2/4/2018). Kawasan
Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dijadikan sebagai sampling awal,
karena diduga ada ketidaksesuain antara tingkat pemakaian dan meteran.
“Pengecekan semacam ini sudah kali kedua yang dilakukan
manajemen,” kata Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Mujiaman. Sebelumnya
pengecekan meter air untuk pelanggan rumah tangga dilakukan pada Kamis
(29/3/2018).
Menurut Mujiaman, langkah tersebut sangat penting, karena
untuk memastikan semua meter air para pelanggan terbaca dengan baik dan akurat.
Yang paling penting juga, pengecekan itu untuk melihat dan mengerti masalah
yang ada di lapangan, sehingga bisa mencari jalan keluar dalam jangka panjang.
Sesaat setelah melakukan pengecekan meteran di kawasan
Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Agus Subagyo Humas PDAM Suraya
Sembada mengatakan bahwa dipilihnya wilayah rungkut industri sebagai sampling
untuk pengecekan meteran air, dikarenakan banyak pelanggan yang memiliki tempat
usaha, dan lokasinya mudah dijangkau.
“Namun ini bukan satu-satunya lokasi, karena masih banyak
lokasi lain yang potensialnya sama, dan akan tetap dilakukan pengecekan. Dan
kenapa kawasan industri di Rungkut ini menjadi sampling awal, karena menurut
kami seharusnya pemakaiannya lebih banyak, namun data yang masuk di kami kok
tidak, oleh karenanya kami memutuskan untuk dilakukan pengecekan meteran,”
ucapnya.
Agus Subagyo juga mengakui jika akurasi data yang didapat
bisa saja mengalami kesalahan karena beberapa factor, diantaranya petugas
mengalami kesulitan saat pengecekan.
“Petugas pengecekan mengalami kesulitan saat pengecekan
meteran, karena harus ijin ke ini dan itu, sehingga petugas tidak bisa
melakukan secara obyektif, dan data sebelumnya dijadikan acuan. Ini yang harus
mendapatkan penanganan khusus,” ungkapnya.
Menurut Agus, pelanggan premium seperti di kawasan industri
memang tidak bisa disamakan dengan pelanggan rumah tangga. “Itulah tujuan
pengecekan meteran saat ini. Namun, tetap harus obyektif. Demikian juga jika
ternyata ada indikasi pelanggaran, itu juga harus didukung dengan bukti,”
katanya.
Estimasi ketimpangan data di kawasan industri, bahwa
pemakaian airnya lebih banyak dari lokasi lain ternyata juga terbantahkan,
karena tak sedikit ruko yang ternyata kondisinya masih kosong, sehingga
pemakaian airnya masih sedikit bahkan masih dalam angka nol.
“Hasil sidak kami mendapatkan data bahwa beberapa ruko yang
pemakaiannya rendah, bahkan nol, itu ternyata memang lokasi usahanya belum
digunakan. Ini fakta di lapangan harus kami catat, sehingga prediksi di lapangan
itu tidak salah,” jelasnya. (rcr)
0 comments:
Posting Komentar