RADARMETROPOLIS: Sampang - Untuk mengawal program bantuan
Satu Triliun untuk Madura berjalan dengan baik, Calon Gubernur Jawa Timur
Saifullah Yusuf (Gus Ipul) ingin mengangkat para kiai sebagai penasihat politik
dan pemerintahannya. Hal ini ini disampaikan saat calon petahana itu kembali
menegaskan keinginannya untuk berkantor secara berkala di Madura.
Dinyatakan lebih lanjut oleh Gus Ipul, bahwa komitmen untuk
berkantor di Madura tersebut dilatarbelakangi keinginan untuk memastikan
program Satria Madura (Satu Triliun untuk Madura) dilaksanakan sesuai dengan
tujuan.
Selain itu niat berkantor di Madura tersebut juga
dikarenakan bahwasannya paslon Gus Ipul-Puti ingin memastikan kesejahteraan yang dicapai bisa
dirasakan oleh seluruh masyarakat di pulau garam tersebut.
"Dengan berkantor di Madura secara berkala, saya dan
Mbak Puti ingin memastikan pelaksanaan Satria Madura sesuai tujuan, dan
kesejahteraan di pulau ini makin bisa dirasakan masyarakat," ujar Gus Ipul
di Ponpes Raudlatul Ulum Arrahmaniyah (RUA) Pramian, Sampang, Senin
(19/2/2018).
Gus Ipul lalu menegaskan bahwa dengan program berkantor
secara berkala di Madura tersebut, maka masyarakat Madura pun bisa cepat merasakan
manfaat dari program Satri Madura.
Cagub yang berpengalaman menjadi wakil gubernur Jatim dua
periode itu, lebih lanjut mengungkapkan bahwa APBD Jatim selama periodenya telah
mengalokasikan anggaran untuk Madura di berbagai bidang.
"Tahun 2017 dialokasikan sekitar Rp 1,7 triliun. Kalau
ditambah Rp 1 triliun, ke depan menjadi Rp 2,7 triliun," kata Gus Ipul.
Ia menambahkan, bahwa tambahan Rp 1 triliun itu dipakai
khusus untuk tiga fokus kebijakan. Yaitu, pembangunan infrastruktur dasar, yang
meliputi sanitasi, rumah layak, dan suplai air bersih; peningkatan sumber daya
manusia atau SDM; dan peningkatan ekonomi keluarga.
Gus Ipul menginginkan akselerasi pembangunan di Pulau Madura
yang mencakup empat kabupaten ini bisa dilaksanakan secara lebih cepat lagi.
Karena, angka kemiskinan masih tinggi. Indeks pembangunan manusia juga masih
rendah. Keterbelakangan masih banyak ditemukan di Madura.
Sebagai kader NU dan santri yang berkecimpung di pemerintahan,
Gus Ipul menginginkan Madura lebih cepat lagi tumbuh, dan makin maju.
“Karena itu, dibutuhkan perhatian khusus, termasuk berkantor
secara berkala di Madura," kata keponakan Gus Dur tersebut.
Untuk memperkuat kinerja berkantor di Madura, Gus Ipul
berencana untuk menempatkan beberapa kiai di Madura sebagai penasihat
pemerintahan.
"Di Madura, peran kiai sangat besar. Karena itu, di
Madura, saya selalu sowan, bersilaturrahmi, memohon doa dan restu. Dengan
menempatkan kiai menjadi penasihat, semoga upaya mempercepat kemajuan Madura bisa
terwujud," tegas Ketua PBNU itu.
Tentang teknis berkantor di Madura, mantan Menteri
Percepatan Desa Tertinggal itu menyebut bahwa Kantor Bakorwil Madura milik
Pemprov Jawa Timur di Pamekasan bisa dimanfaatkan. Bisa pula berkantor di
pondok pesantren.
"Kalau di pondok pesantren, otomatis semua tamu, nanti
akan diterima disitu," jelas Gus Ipul.
Dengan berkantor di pesantren, ia berharap dimulainya
tradisi baru, dimana Gubernur Jawa Timur menjadi lebih dekat dengan rakyat dan
lapangan.
Sementara itu, tambahan anggaran Rp 1 triliun untuk Madura tersebut
mendapat dukungan Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy dan KH
Muhammad Ilyas Khotib. Juga dukungan dari pengasuh Pondok Pesantren RUA Pramian,
KH Chalili Mas'ud, dan putranya, KH Fahmi Ali Mukafi.
Sehubungan dengan program Satria Madura itu Kiai Ilyas
mengusulkan perbaikan jalan di kawasan selatan Madura serta penciptaan
kesempatan kerja. Kemudian juga mengusulkan pembangunan sarana sosial seperti
tempat olah raga, karena di Bangkalan masih minim.
"Di sini, jangankan desa. Bahkan untuk kecamatan, tidak
semua memiliki lapangan. Untuk upacara maupun peringatan 17 Agustus, menumpang
di pesantren," jelasnya. (ltr)
0 comments:
Posting Komentar