RADARMETROPOLIS:
Surabaya - Emil Dardak tidak takut dengan ancaman pemecatan yang pernah
disampaikan oleh Ketua DPD PDI Jatim jika ada kader yang nekada maju Pilguh
Jatim melalui partai lain. Bupati Trenggalek tersebut meminta untuk tidak
terjebak dengan dialektika pemecatan itu. Namun mengenai kesiapannya untuk
menjadi pendamping Khofifah, ia mengaku belum dilamar.
Seperti diketahui, nama Emil Dardak disebut-sebut masuk
bursa cawagub pendamping Khofifah. Bahkan, Soekarwo, Ketua DPD Partai Demokrat Jatim
yang juga Gubernur Jatim memandang bahwa sosok Bupati Trenggalek tersebut adalah
anak muda yang potensial dalam memimpin daerahnya.
Usai menghadiri Konferwil Asosiasi Media Siber Indonesia
(AMSI) Jatim di Spazio Surabaya, Rabu (25/10/2017) Emil pun diminta para
wartawan untuk menanggapi pernyataan Pakde Karwo itu. "Nggaklah, masak
Pakde bilang begitu. Orangnya kan ada di situ, aku cek dulu benar atau tidak
Pakde Karwo bilang begitu," kata Emil.
Ia menilai bahwa pernyataan Pakde itu hanyalah bentuk
apresiasi gubernur kepada bupati/walikota sebagai mitra pemprov Jatim di level
kabupaten/kota yang diharapkan bisa membawa warna-warna baru.
"Kita kan dengar sendiri pidato beliau, pak Gubernur,
yang sangat filosofi. Perubahan zaman ini jangan apapun diubah tapi
meninggalkan kearifan lokal. Pemimpin-pemimpin muda itu tidak meninggalkan rasa
itu, karena itu yang membuat hidup lebih bermakna," ujarnya.
Apakah siap mendampingi Khofifah? "Saya tidak bisa
menjawab siap atau tidak, wong saya belum dilamar kok. Saya belum
dilamar," tegasnya.
Mengenai ancaman sanksi dari PDIP kepada Emil jika tetap
nekad maju dalam pencalonan pilgub Jatim, dia memberikan penjelasan kepada
media.
"Sudahlah jangan kita terjebak dialektika
itu. Saya ini diusung PDI Perjuangan dan juga enam partai lainnya, plus
Perindo. PDI Perjuangan adalah partai yang luar biasa, mari kita pastikan bahwa
partai-partai yang mengusung saya itu, saya bisa berkontribusi kepada
mereka," tegasnya. (rie)
0 comments:
Posting Komentar