RADARMETROPOLIS: Jakarta - Direktur Survei dan Polling Indonesia
(SPIN), Igor Dirgantara mengatakan bahwa keputusan Setya Novanto seenaknya
sendiri pecat kadernya dari kepengurusan dan menggantikannya dengan kader baru
akan membuka luka baru di tubuh Partai Golkar. Lebih dari itu, ia khawatir keputusan
yang diambil Novanto terhadap Yorrys Raweyai akan menjadi senjata makan tuan
buat Novanto. Mengapa?
Karena, Novanto masih dihantui persoalan cekal. Ia tidak
diperbolehkan pergi keluar negeri oleh KPK terkait kasus dugaan korupsi e-KTP.
Igor mengatakan, keputusan Novanto memecat Yorrys sebagai
Koordinator Bidang Polhukam dan kemudian mengganti dengan Letjen TNI (Purn) Eko
Wiratmoko itu akan menimbulkan friksi yang lebih dalam lagi di tubuh partai
berlambang pohon beringin tersebut. Menurutnya, hanya kekuasaan istana yang
mungkin bisa menyelamatkan Setya Novanto dengan strategi seperti itu.
"Karena tidak mungkin seorang ketum partai besar itu
bisa melakukan manuver politik seperti itu, memasukkan orang baru yang bukan
kader partai," ujarnya.
Bahkan, akan banyak kader Golkar yang bingung karena diam-diam
posisi orang baru itu langsung dimasukan ke pengurus inti DPP atau cukup baik
di tubuh kepengurusan Partai Golkar.
"Itu akan menimbulkan friksi lebih jauh lagi. Jadi,
menyebabkan luka baru yang buat Golkar semakin merosot," tandasnya.
Sebagaimana telah diberitakan, Ketua Umum Partai Golkar
Setya Novanto melakukan revitalisasi dan restrukturisasi komposisi dan
personalia Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar masa bakti 2014-2019.
Lewat surat dengan nomor KEP-252/DPP/Golkar//X/2017 nama
Yorrys Raweyai yang sebelumnya menjabat Ketua Koordinator Bidang Polhukam,
dalam surat tersebut digantikan Letjen TNI (Purn) Eko Wiratmoko.
Surat ini ditandatangani langsung Setya Novanto sebagai
Ketua Umum Golkar dan Idrus Marham sebagai Sekjen Golkar pada 2 Oktober 2017.
Sebanyak 300 kader ditetapkan Setya Novanto sebagai pengurus DPP Partai Golkar
hasil revitalisasi partai. (rez)
0 comments:
Posting Komentar