RADARMETROPOLIS: Surabaya - Forum Komunikasi Kiai Kampung
Jawa Timur meminta Khofifah Indar Parawansa agar mundur dari Menteri Sosial dan
Ketua Umum Muslimat NU. Menurut (FK3JT), dalam konteks Pilgub, hukum mundurnya
Khofifah mendekati wajib. Seperti doa Qunut atau Tarawih.
"Kalau sebelumnya Ketua PWNU Jatim Kiai Mutawakkil
hanya mengimbau agar Bu Khofifah mundur, kiai kampung meminta mundur setelah
deklarasi sebagai cagub Jatim. Ini hukumnya sunnah muakkad atau mendekati
wajib. Ini seperti doa Qunut atau Shalat Tarawih yang mendekati wajib,"
tegas Koordinator FK3JT KH Fahrur Rozi (Gus Fahrur) kepada wartawan di Cafe
Sera, Jalan Kartini Surabaya, Senin (23/10/2017).
Namun ketika ditanyakan bagaimana sikap mereka terhadap
Cagub PKB dan PDIP, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang juga diimbau non aktif dari
Ketua PBNU? "Kalau Gus Ipul tak perlu terburu-buru mundur dari PBNU,
karena beliau bukan Ketua Umum PBNU dan bukan hal yang urgent. Gus Ipul juga
hanya wagub, yang tidak dipasrahi anggaran, seperti halnya Mensos untuk
membagikan bantuan," tukasnya.
Sementara itu terkait dukungan politik, FK3JT sebelumnya
mendukung pasangan Gus Ipul-Budi 'Kanang' Sulistyono pada pilgub Jatim 2018.
Tetapi karena PDIP telah memutuskan Abdullah Azwar Anas sebagai pasangan Gus
Ipul, pihaknya menyatakan siap memenangkan Gus Ipul-Anas.
Menurut FK3JT Anas adalah mewakili kalangan nasionalis dan
merupakan kader PDIP tulen. Anas setali tiga uang dengan figur Kanang.
“Pasangan Gus Ipul-Anas ini cocok, kalau bahasa jawanya itu
tumbu oleh tutup," jelas gus Fahrur.
Untuk itu ia akan membuat posko pemenangan Gus Ipul-Anas
yang akan disebar di wilayah barat Jatim atau mataraman. "Kenapa mataraman?
Karena hanya bagi tugas saja, tim yang lain akan menggarap wilayah Tapal Kuda,
Pantura, dan Arek," tandasnya. (rie)
0 comments:
Posting Komentar