RADARMETROPOLIS: Surabaya - Sebanyak 200 anggota dari 600
anggota Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Peradi, Surabaya gagal mengikuti Musyawarah
Cabang (Muscab) DPC Peradi Surabaya, yang diselenggarakan di Gedung Dyandra, Jalan
Basuki Rahmat, Surabaya, Jumat (27/10/2017). Hal ini menyebabkan mereka tidak
bisa menggunakan hak pilihnya.
Panitia tidak memperbolehkan para advokat tersebut masuk
dalam ruangan muscab. Padahal, mereka sudah menunjukan kuitansi tanda bukti
pelunasan pembayaran dan tiket masuk untuk acara tersebut.
Diduga pelarangan masuk itu dikarenakan ada kepentingan dukung-mendukung
pemilihan ketua. Panitia mendukung salah satu calon tertentu. Anggota Peradi
yang tidak bisa mengikuti muscab diduga salah satu pendukung calon ketua, Hariyanto.
Moh. Marju, salah satu advokat pendukung dari Hariyanto,
mengatakan bahwa dirinya tidak bisa mengikuti acara tersebut meski sudah
memiliki kuitansi atau bukti pembayaran.
"Saya sudah daftar dan bayar, tapi begitu mau masuk
nama saya tidak terdaftar," katanya. Tiket masuk untuk acara ini adalah Rp
250 ribu.
Ia pun mengungkapkan bahwa dirinya sudah membawa dua puluh
anggota pendukung. Sebanyak 11 orang bisa mengikuti. Dan ia sendiri bersama sebelas
anggota lainnya tidak bisa masuk. Ia menyatakan kekecewaannya atas kejadian
tersebut.
Sementara Setijo Boesono, Ketua dan Calon Ketua DPC Peradi
Surabaya mengatakan bahwa yang tidak bisa masuk tersebut adalah anggota yang
terlambat mendaftar dan registrasi.
"Itu panitia yang menentukan. Saya sudah mumbuat surat
keputusan (SK) pembentukan panitia, panitia membuat SC dan OC. Jadi, panitia SC
dan OC yang membuat kebijakan, bukan saya. Saya disini hanya anggota,"
terang Setijo Boesono.
"Dalam tata-tertib, pendaftaran ditutup 26 Oktober. Selebihnya
ditolak. Registrasi juga begitu. Dalam undangan, terakhir sampai pukul 13.30
WIB, selebihnya ditolak," tambahnya.
Disinggung tentang adanya indikasi pengarahan pemilihan
terhadap calon, Setijo menolak hal tersebut.
"Saya tidak pernah memerintahkan hal seperti itu. Disini
bebas. Bebas memilih siapapun, baik senior maupun junior, tidak ada paksaan,
seperti halnya Pemilu," tandas Setijo. (sr)
0 comments:
Posting Komentar