RADARMETROPOLIS: Jakarta - Kantor Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia (YLBHI), Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/09/2017) jelang
tengah malam digeruduk ratusan orang.
Ratusan orang yang mengatasnamakan kelompok anti-komunis itu
menolak pagelaran seminar membahas sejarah 1965-1966 yang dilakukan Forum ’65.
Akibat aksi unjuk rasa tersebut ratusan orang peserta
diskusi yang terdiri dari mahasiswa, aktivis, akademisi, dan beberapa orang
lanjut usia tertahan di dalam gedung.
“Masih ada sekitar 100 orang di dalam gedung. Tadi sore
mereka datang ke YLBHI untuk menonton pagelaran seni dan diskusi,” ujar
Direktur YLBHI, Asfinawati, saat dihubungi.
Tanpa membawa spanduk atau atribut, peserta demokrasi
berorasi meminta pihak YLBHI menghentikan acara diskusi tersebut.
Selain itu mereka juga memaksa untuk masuk ke dalam gedung
YLBHI. Mereka menganggap diskusi tersebut membicarakan soal kebangkitan Partai
Komunis Indonesia (PKI).
“Ganyang PKI! Ganyang PKI,” teriak peserta demonstrasi.
Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur
menuturkan bahwa pihaknya memang menyelenggarakan acara diskusi dan pagelaran
seni sejak sore tadi. Namun, diskusi dan pagelaran seni ini membahas soal
darurat demokrasi. Ia pun membantah bahwa diskusi dan pagelaran seni itu
mengangkat soal PKI.
Diskusi tersebut juga mengundang seniman, budayawan dan akademisi.
“Hari ini ada penampilan seni dari seniman dan budayawan. Mengangkat isu
darurat demokrasi,” kata Isnur.
Isnur lebih lanjut mengungkapkan bahwa pihaknya seringkali dituduh
memfasilitasi acara-acara PKI. Hal itu menurutnya sama sekali tidak benar.
Hingga pukul 23.00 WIB, massa masih mengepung kantor YLBHI.
Puluhan aparat kepolisian berjaga di sekeliling kantor YLBHI. Mereka membawa
tongkat, perisai, dan helm pengaman. Ada juga personel yang membawa pelontar
gas air mata.
Akibat aksi tersebut, lalu-lintas di ruas Jalan Diponegoro
macet total. (rez)
0 comments:
Posting Komentar