RADARMETROPOLIS: Surabaya - Gubernur Jatim Soekarwo menyatakan
bahwa kerjasama antara Jatim dengan Australia Barat saat ini adalah dalam
kerangka pemanfaatan sumber daya alam (SDA) Australia yang melimpah untuk
dilakukan proses nilai tambah di Jatim.
Hal itu dikatakan Pakde Karwo saat memberikan sambutan pada
acara Resigning MoU Kerjasama Provinsi/Negara Bagian Kembar Jatim-Australia
Barat dan peresmian kerjasama konsorsium PTN Jatim dan Perguruan Tinggi
Australia Barat di gedung negara Grahadi Surabaya, Kamis (28/9/2017).
Untuk itu, perlu segera dilakukan senior official meeting
perwakilan kedua belah pihak, termasuk melibatkan kamar dagang dan industri
masing-masing. "Saat ini, sekitar 70-79 persen barang impor Jatim adalah
bahan baku. Perlu diidentifikasi produk-produk apa yang dibutuhkan Jatim dan
tersedia di Australia Barat," ujarnya.
Gubernur meyakini dengan mengimpor produk-produk Australia
Barat, biaya produksi menjadi lebih rendah. Apalagi, jika pemberian nilai
tambah dilakukan di Jatim sebagai pasar potensial, bukan hanya penduduknya yang
besar tetapi juga sebagai Hub bagi Indonesia Timur yang jumlah penduduknya
tidak kurang dari 120 juta jiwa.
Sedangkan terkait kerjasama konsorsium perguruan tinggi
negeri Jatim dan lima perguruan tinggi Australia Barat, Pakde menilai bahwa hal
itu sebagai langkah strategis untuk mendorong pembangunan dua wilayah serta
sekaligus peningkatan kualitas SDM-nya.
Sementara itu, Menteri Australia Barat Pertambangan dan
Perminyakan, Perdagangan dan Hubungan Industri, Urusan Pemilihan dan Kerjasama
Asia, Mr Bill Johnston, MLA, menyambut positif penegasan usulan program
kerjasama Pakde Karwo, yang dinilainya sejalan dengan kebijakan Pemerintah
Negara Bagian Australia Barat.
"Potensi besar Jatim dan masyarakatnya yang terbuka
telah membuktikan sejumlah pengusaha Australia telah berinvestasi di
Jatim," ujarnya.
Selain itu, Australia Barat juga memfokuskan kerjasama
dengan Asia, yang terlihat dari nama kementeriannya, Asia Engagement.
Penandatanganan kembali MOU Jatim-Australia Barat periode
2017-2022 juga menandai kerjasama konsorsium PTN Jatim dengan mitranya di
Australia Barat. Kegiatan kerjasama di antaranya penelitian dan publikasi
bersama serta pertukaran mahasiswa dan dosen dua belah pihak.
10 PTN Jatim yang bergabung dalam konsorsium ini, yaitu ITS,
UNAIR, UB, UNEJ, UNESA, UIN Malik Ibrahim Malang, Universitas Trunojoyo
Bangkalan, Universitas Pembangunan Veteran (UPN), Universitas Islam Surabaya
(UINS), dan Universitas Negeri Malang (UNM). Sementara itu, universitas di
Australia Barat diantaranya the University of Westerndan Australia, Murdoch
University, the University of Notre Dame. (sr)
0 comments:
Posting Komentar