RADARMETROPOLIS: (Surabaya) – Walikota Surabaya Tri Rismahrini
memerintahkan siswa sekolah elite harus mengikuti imunisasi Measles-Rubella
(MR) karena mereka justru termasuk kelompok yang lebih rentan tertular penyakit
tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan terkait dengan pelaksanaan Gerakan
Program Nasional Imunisasi Measles-Rubella. Di Surabaya mulai dilakukan hari
ini, Selasa (1/8/2017). Di Surabaya ada 590.921 anak mulai usia 9 bulan hingga
di bawah 15 tahun yang akan menjadi sasaran pemberian imunisasi ini.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan imunisasi ini
tidak perlu ditakuti oleh anak-anak. Pihaknya ingin semua anak-anak yang
tersebar di berbagai sekolah baik itu pinggiran maupun di kawasan elit ikut
serta dalam kegiatan imunisasi.
“Jangan takut, justru harus minta supaya diimunisasi.
Daripada sudah dewasa malah terkena penyakit ini yang akan sulit untuk
menyembuhkannya,” ujar Risma saat menyampaikan sambutannya di hadapan puluhan
siswa yang ada di Lapangan Putro Agung Surabaya.
Seperti diketahui pada bulan Agustus dan September ini
pemerintah melakukan Kampanye Imunisasi MR di seluruh Indonesia. Anak-anak usia
9 bulan hingga 15 tahun wajib untuk diimunisasi. Selain di puskesmas dan
posyandu, pemberian vaksin juga akan dilakukan di sekolah-sekolah mulai TK, SD,
SMP hingga pondok pesantren yang ada di berbagai kawasan.
Ia melanjutkan, penyakit campak dan rubella tidak dapat
diobati namun dapat dicegah. Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan
terbaik untuk penyakit campak dan rubella. Satu vaksin mencegah dua penyakit
sekaligus.
Seluruh wilayah di Surabaya sudah mendapatkan sosialisasi
mengenai kampanye ini. Menurut Risma sejauh ini tidak ada yang secara vulgar
menolak. Kondisi ini memudahkannya. Namun ia justru mewaspadai sekolah-sekolah
elit yang dianggap berbahaya.
“Dokter dari WHO justru menyampaikan yang bahaya itu
sekolah-sekolah elit. Mereka menganggap selama kondisi tubuhnya sehat, menjaga
makanan dengan benar, istirahat cukup, sehingga tidak akan terserang,”
jelasnya.
Padahal, sebaran penyakit campak dan rubella tidak seperti
itu. Pasalnya, rubella ini menyerangnya dari berbagai sektor. “Penyakit ini
bisa lewat udara dan berasal dari mana-mana,” sambungnya.
Terlebih lagi untuk anak-anak yang dari keluarga mampu
biasanya juga cukup sering melakukan perjalanan ke luar negeri juga akan mudah
terserang penyakit campak dan rubella. Kondisi itu yang harus dipahami untuk
segera ikut dalam imunisasi. Pihaknya ingin peserta imunisasi berasal dari
semua sektor.
Imunisasi MR dirasakan penting karena dampak kedua penyakit
tersebut sangat besar. Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti
diare, radang paru peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk,
bahkan kematian. Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi
bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat
menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita
menambahkan, pada tahun lalu dari 300 orang yang suspect, 16 di antaranya
positif terkena campak. Sedangkan untuk rubella pada tahun lalu ditemukan 9
orang yang positif.
“Mungkin kecilnya tidak imunisasi. Karena itu, walaupun yang
mungkin sudah imunisasi, tetap boleh diimunisasi lagi,” ujar Feni, panggilan
akrabnya.
Bagi anak-anak yang sudah diimunisasi MR pada jarinya akan
diberi tinta sebagai bukti.
Meskipun sasaran disebutkan 590.921 anak, Dinkes Surabaya
menyiapkan sekitar 599 ribu vaksin MR untuk periode Agustus-September. Di
Surabaya ada 5.955 pos imunisasi yang terdiri dari sekolah-sekolah mulau PAUD,
TK, SD dan SMP. Total ada 1.078 dokter dan paramedis yang dilibatkan.
“Agustus ini memang masih fokus di sekolah-sekolah. Tapi
mulai September nanti mulai melebar ke puskesmas, posyandu, panti asuhan,
pondok pesantren termasuk anak jalanan dan kami juga akan menjaring anak-anak
di mal-mal yang ada di Surabaya,” ucapnya. (ar)
0 comments:
Posting Komentar