RADARMETROPOLIS: (Jakarta) – Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati memastikan utang pemerintah dikelola secara berhati-hati dengan
mengedepankan tata-kelola yang berlaku. Ini adalah langkah yang ditempuh mantan
Direktur Pelaksana Bank Dunia itu dalam mengatasi utang luar negeri Indonesia yang
telah menumpuk hingga Rp 3.667,41 triliun. Dan besar kemungkinan masih akan
bertambah.
"Pemerintah akan terus mengelola utang secara hati-hati
dan bertanggung jawab sesuai standar pengelolaan yang dianut oleh negara-negara
di dunia," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Sri Mulyani mengatakan lebih lanjut pemerintah akan menjaga
tingkat utang agar tidak mengancam stabilitas perekonomian serta tidak menjadi
beban yang memberatkan keuangan negara. "Dengan rasio utang terhadap PDB
di bawah 30%, utang akan terus digunakan untuk investasi produktif, membangun
infrastruktur, meningkatkan mutu pendidikan, dan kualitas pelayanan
kesehatan," katanya.
Menurut Sri Mulyani pengelolaan utang yang baik tersebut
akan mempertimbangkan sisi waktu penarikan utang, komposisi mata uang, jatuh
tempo serta pengendalian kas pemerintah. "Ini dilakukan untuk memastikan
keberlanjutan dan menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks, tidak
hanya untuk generasi sekarang, namun juga generasi akan datang," kata Sri
Mulyani.
Sri Mulyani memastikan transparansi dan pengelolaan utang
pemerintah selama ini telah mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
negara yang baik dan keberlangsungan yang terjaga.
Meski demikian ia menjanjikan pemerintah akan mulai
mengurangi ketergantungan terhadap utang, yaitu dengan menekan defisit
anggaran, agar pembiayaan melalui penerbitan surat berharga negara dapat
diturunkan.
"Ini merupakan komitmen pemerintah yang telah dilakukan
sejak pertengahan 2016. Kami akan terus menjaga defisit dan mengelola utang
untuk hal-hal produktif, meningkatkan ekonomi dengan mengurangi risiko
pembayaran kembali," tegas Sri Mulyani. (rez)
0 comments:
Posting Komentar