RADARMETROPOLIS: (Surabaya) - Rencana diberlakukannya kewajiban
membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen untuk petani tebu
mendapat reaksi keras dari petani. Mereka menolak penerapan pajak yang dinilai
memberatkan tersebut. Bahkan, jika pemerintah tidak segera mencabut aturan itu,
maka sebanyak 5000 petani akan melakukan demo ke istana presiden.
"Jika dalam dua minggu belum ada keputusan pembebasan
PPN, maka petani akan melakukan unjuk rasa di Istana Negara dengan kekuatan
5000 orang," ujar Ketua Dewan Pimpinan Nasional Andalan Petani Tebu Rakyat
Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen, dalam rilisnya, Minggu (9/7/2017).
Soemitro mengatakan pihaknya sudah menggelar rapat khusus
guna menyikapi pemasalahan tersebut. Pertemuan yang diikuti 75 perwakilan
pengusaha dan petani tebu dari se-Jawa itu digelar di Aula PG Rejdo Agung
Madiun, Jumat (7/7/ 2017) malam.
Soemitro mengatakan ada banyak alasan mengapa petani tebu
harus menolak kebijakan tersebut. Menurutnya gula adalah termasuk barang
strategis dan bahan pokok yang dibutuhkan rakyat banyak sehingga tidak tepat
kalau dikenakan PPN. Padahal beras, jagung, dan kedelai tidak dikenakan PPN.
Jika kebijakan pajak gula tersebut diterapkan, para pedagang
akan ketakutan membeli gula petani karena harus menanggung PPN. Sehingga gula
petani banyak yang belum laku, padahal saat ini adalah puncak musim giling,
banyak gula petani menumpuk di gudang-gudang pabrik gula.
"Kalau gula tani dikenakan PPN, maka sangat memberatkan
dan akan menambah beban kerugian petani. Padahal saat ini petani telah
mengalami kerugian akibat rendemen rendah, kenaikan biaya produksi dan turunnya
produksi tebu di kebun. Rendemen saat ini rata-rata 6,5% dan produksi tebu di
kebun turun 30 % dari tahun lalu. Sedangkan biaya produksi naik 15 %,"
katanya merinci.
"Kami juga menolak pemberlakuan harga eceran gula yang
dibatasi Rp 12.500/kg karena menyebabkan harga pembelian gula tani rendah di bawah
Rp 10.000/kg (di bawah biaya produksi) karena pedagang memperhitungkan biaya
distribusi. Makanya kami menolak penerapan pajak bagi petani tebu," tegas
Soemitro. (erha)
0 comments:
Posting Komentar