RADARMETROPOLIS: (Tuban) - Puluhan hektar lahan untuk proses
produksi garam yang berada di wilayah Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, sudah
sekitar empat bulan ini tidak bisa melakukan proses pembuatan garam. Hal ini
mengakibatkan harga garam biasa yang tidak beryodium melambung tinggi,
dikarenakan stoknya habis.
Penyebab para petani tersebut tidak bisa melakukan proses
produksi garam, menurut informasi yang digalang dari para petani yang ada di
wilayah Tuban adalah karena kondisi cuaca buruk yang tidak menentu dan masih
sering hujan.
"Sudah sejak bulan 4 kita tidak bisa produksi, karena
cuacanya masih terus hujan," kata Munasir (53), salah satu petani garam
yang berada di Desa Pliwetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.
Mengetahui telah terjadi kelangkaan garam di masyarakat,
sejak awal bulan Juli ini para petani garam mengaku sudah bersiap-siap untuk
melakukan produksi. Namun lagi-lagi, saat mereka baru melakukan persiapan untuk
pembuatan garam di wilayah tersebut, areal kembali diguyur hujan.
"Kita bisa buat kalau memang sudah musim panas. Kemarin
saya sudah bisa panen dua kali sekitar 7 ton, tapi habis itu hujan lagi, jadi
kita masih menunggu cuaca baik," tambahnya.
Berdasarkan perkiraan para petani garam seharusnya mereka
sudah bisa melakukan produksi, mengingat sudah memasuki pertengahan Juli.
Sehingga mereka sudah mulai melakukan persiapan untuk membuat garam. Setiap
produksi, membutuhkan waktu 5 sampai 7 hari.
"Ya ini mulai siap-siap untuk produksi. Semoga cuaca
segera membaik, supaya hasilnya bagus," ungkap Lastopo (51), petani garam
asal Desa Leran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. (yot)
0 comments:
Posting Komentar