RADARMETROPOLIS: (Surabaya) - Wakil Ketua Umum KONI Jawa
Timur Dr. Ir. La Nyalla Machmud Mattalitti mengingatkan sekarang ini unsur
penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi, Kejaksaan, dan kepolisian
sedang getol-getolnya membidik penggunaan dana hibah, yang kebetulan banyak
menimbulkan masalah di berbagai sektor. Untuk itu ia meminta pengurus KONI Kota
Surabaya berhati-hati dalam menggunakan dana hibah.
“Saya ini adalah
salah satu korban dana hibah yang terjadi di Kadin Jatim yang saya pimpin.
Meski saya melakukan perlawanan dan tiga kali menang di praperadilan, saya
tetap menjalankan proses hukum dan keputusan akhir adalah ‘inkracht’ yang tidak
dapat dibanding lagi,” ujar La Nyalla ketika membuka Musyawarah Olahraga Kota Surabaya,
di Hotel Sahid Surabaya, Minggu (30/07/2017).
Sehubungan dengan hal itu, mantan Ketua Umum PSSI itu berharap
kepada KONI Kota Surabaya tidak terjadi masalah dalam mengelola dana hibah.
Ia perlu mengingatkan hal tersebut karena Surabaya merupakan
pemasok terbesar atlet untuk kekuatan Jatim.
La Nyalla menjelaskan, pada PON XIX di Jawa Barat tahun
lalu, sekitar 70 persen atlet Jatim berasal dari kota Surabaya.
Ia juga mengingatkan bahwa tugas KONI Jatim ke depan makin
berat. “Pada PON tahun lalu, alhamdulillah kita bisa menjadi juara umum kedua
setelah tuan rumah Jawa Barat. Pada PON XX tahun 2020 mendatang di Papua, kita
harus merebut juara umum,” katanya.
Permasalahan dana hibah juga diingatkan oleh Ketua Umum KONI
Kota Surabaya, Yusuf Husni. Seperti halnya La Nyalla, Yusuf juga sempat
melakukan perlawanan ketika menghadapi masalah hukum dengan pihak kejaksaan.
“Tapi semua itu bisa kami selesaikan dengan baik dan di KONI
Kota Surabaya akhirnya tidak terjadi masalah dan KONI Surabaya dinyatakan
‘clear’. Artinya pertanggungjawabannya diterima,” kata politisi Partai Golkar
itu.
Musorkot Surabaya selain mengagendakan laporan
pertanggungjawaban pengurus lama, juga memilih pengurus baru masa bakti
2017-2021. (sr)
0 comments:
Posting Komentar