RADARMETROPOLIS: (Surabaya) - Ratusan pelaku Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) Jawa Timur yang tergabung dalam 15 organisasi UMKM
bersepakat menobatkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim La
Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai Bapak UMKM Jatim. Ia dinilai telah memberi
kontribusi yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan UMKM Jatim.
"Pada kesempatan ini, kami bersama seluruh teman-teman
UMKM di Jatim, ingin memberikan anugerah kepada Bapak La Nyalla Mahmud
Mattalitti sebagai Bapak UMKM Jatim. Karena selama ini telah terbukti
menunjukkan komitmennya yang tinggi dalam penguatan sektor UMKM," ujar Ketua
Panitia Halal bi Halal UMKM dengan Ketua Kadin Jatim La Nyalla Mahmud
Mattalitti, sekaligus Ketua Perkumpulan Perempuan Wira Usaha Indonesia
(Perwira) Jatim, Faridah Ariani di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Kamis
(19/7/2017)
Dalam tujuh tahun terakhir sektor UMKM di Jatim mengalami
pertumbuhan sangat pesat. Jumlah usaha tumbuh signifikan, dari sebesar 4,2 juta
pada 2008 menjadi 6,8 juta pada 2016. Pesatnya pertumbuban tersebut menurut
Faridah adalah berkat arahan dan pembinaan dari seluruh stake-holder UMKM,
khususnya dari Kadin Jawa Timur.
"Saya sendiri dan beberapa teman yang hadir disini,
sudah membuktikan beberapa kali terlibat dalam rombongan besar yang dimotori
Kadin Jatim untuk melakukan trade mission ke sejumlah provinsi lain, bahkan ke
mancanegara, dan hasilnya sangat dirasakan oleh UMKM," tambahnya.
Tidak hanya itu, Faridah pun mengungkapkan bahwa perhatian
Kadin Jatim di bawah kepemimpinan La Nyalla terhadap UMKM juga diberikan dalam bentuk
pelatihan-pelatihan, baik aspek peningkatan kualitas mutu, akses permodalan,
Hak Kekayaan Intentektual (HAKI) sampai pelatihan soal penguatan manajerial
perusahaan.
"Kami, atas nama teman-teman UMKM di Jatim mengucapkan
banyak terimakasih. Mudah-mudahan Kadin Jatim bisa terus melanggengkan
pembinaan terhadap UMKM, dan diharapkan kontribusi sektor UMKM ke depan
terhadap perekonomian Jatim bisa lebih besar lagi. Kami sangat senang mendengar
tentang kemauan keras Pak La Nyalla untuk ikut running pada Pilgub Jatim 2018.
Harapan kami pak La Nyalla bisa terpilih sebagai Gubernur Jatim, sehingga bisa
memberikan harapan yang lebih jelas bagi kehidupan UMKM ke depan," kata
Faridah.
Pada kesempatan tersebut, La Nyalla mengucapkan terimakasih
atas anugerah dan dukungan UMKM Jatim kepada dirinya untuk ikut dalam bursa
pencalonan Gubernur Jatim. Ia berjanji jika nanti terpilih sebagai Gubernur
Jatim, ia akan memberikan dukungan penuh kepada sektor UMKM dan membuka
seluas-luasnya akses permodalan, akses pasar, peningkatan mutu produk, dan
penguatan manajerial perusahaan.
Langkah tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa jika UMKM
makin kuat, maka kontribusinya terhadap PDRB Jatim dan penyerapan tenaga kerja
juga makin besar. Sehingga dengan demikian struktur perekonomian Jatim akan
semakin kuat, dan konsolidasi makro mikronya bisa memberikan kemakmuran dan
kesejahteraan bagi masyarakat.
La Nyalla mengatakan, Kadin Jatim di bawah kepemimpinannya
selama ini telah banyak melakukan pembinaan terhadap UMKM, dan telah membukakan
akses pasar UMKM seluas-luasnya ke banyak provinsi di Indonesia, bahkan ke
mancanegara.
"Ini bagian dari komitmen saya dalam memajukan sektor
UMKM. Apalagi selama ini UMKM telah terbukti memberikan sumbangan sangat besar
terhadap perekonomian Jatim, yang ditandai dengan kontribusinya terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) sekitar 54,9%. Ini sangat luar biasa,"
terang La Nyalla.
Selain itu, sektor UMKM di Jatim juga telah berkontribusi
sangat besar terhadap penyerapan tenaga kerja, yakni di atas 90 persen.
Sehingga berkat UMKM, struktur perekonomian Jatim menjadi kokoh dan selalu
tumbuh di atas rata-rata nasional. Pada 2016 ekonomi Jatim tumbuh 5,3 persen,
dan pada 2017 diprediksi tumbuh 5,7 persen.
Hanya saja, kontribusi UMKM yang besar itu kurang diikuti
oleh pemihakan yang besar pula dari pemeritah, terutama untuk akses permodalan
dan pasar. Meski demikian sektor UMKM tetap bisa tumbuh. Bahkan dalam situasi
ekonomi lesu sekalipun, UMKM masih bisa
menunjukkan kemajuan dan kemandiriannya.
"Memang tidak mudah bagi UMKM untuk memenuhi
persyaratan perbankan dalam mengakses permodalan. Karena perbankan sendiri juga
harus tunduk kepada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga struktur
permodalan UMKM secara umum masih terbatas," katanya.
Dalam kondisi demikian, harusnya pemerintah daerah mengambil
peran aktif untuk membuka akses permodalam UMKM. Misalnya dengan menempatkan
sebagian alokasi dana APBD ke dalam bank yang peruntukannya dikhususkan sebagai
kredit bagi UMKM dengan suku bunga murah.
Direktur Utama Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
RI, Kemas Daniel dalam kesempatan itu mengatakan bahwa selama ini pemerintah
telah memberikan akses permodalan bagi UMKM melalui dua mekanisme, yaitu
melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kedua melalui Lembaga Penyaluran Dana
Bergulir (LPDB).
KUR dan LPDB ini sangat berbeda. Jika sumber pendanaan KUR
murni dari perbankan yang dikucurkan kepada UMKM dengan bunga 9%, maka LPDB
adalah kredit yang dikucurkan kepada koperasi dan UMKM dengan menggunakan dana
APBN. Suku bunga LPDB juga sangat ringan, 0,35 persen per bulan untuk pinjaman
berbasis koperasi dan sebesar 0,2 persen per bulan atau 2,5 persen per tahun
untuk pinjaman berbasis UMKM.
Ada beberapa poin tujuan dalam pembentukan LPDB. Pertama
untuk penguatan modal bagi koperasi dan UMKM, mengentaskan pengangguran dan
kemiskinan serta meningkatkan kinerja ekonomi nasional. Dan selama ini, LPDB
sudah menyalurkan dana sebesar Rp 1,5 triliun untuk koperasi dan UMKM di Jatim,
utamanya di sektor perkebunan tebu yang mencapai Rp 500 miliar melalui BPD
Jatim.
Kemas Daniel mengimbau kepada para pelaku UMKM dan industri
kreatif untuk bisa mengakses dana bergulir tersebut, mengingat bunga yang
diterapkan sangat kecil. Dan ini harus dimanfaatkan. Jika pelaku UMKM Jatim
ingin mengetahui bagaimana persyaratan dan cara pengajuannya, LPDB siap mendatangi
masyarakat. (ar)
0 comments:
Posting Komentar