RADARMETROPOLIS: (Jakarta) - Koalisi Antikorupsi yang
dimotori aktivis dari Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar aksi di depan
gedung KPK. Mereka menyindir kunjungan Pansus Angket KPK ke Lembaga Pemasyarakatan
Sukamiskin, Bandung, pada Kamis (6/7) lalu. Parodi ini mengangkat pesan bahwa
Pansus Angket pada dasarnya didukung dan dibentuk oleh Napi Korupsi.
Aksi yang dilakukan itu semacam reka ulang kehadiran
rombongan pansus angket di Lapas Sukamiskin yang disambut sukacita para
narapidana kasus korupsi. Aksi itu dimulai dengan adegan datangnya seorang pria
yang mengenakan kemeja batik warna cokelat ke lapas.
Tampak ada tulisan 'PANSUS' di bagian dada kemejanya. Ia
lalu disambut tiga orang lain yang menggunakan baju tahanan yang berperan
sebagai napi Lapas Sukamiskin.
Raut wajah gembira para napi pun mengiringi kedatangan
'anggota pansus angket' itu. Para napi lalu mengalungkan bunga di leher
'anggota pansus angket' tersebut.
Aktivis ICW Kurnia Ramadhana menyebutkan bahwa parodi yang
dilakukannya itu merupakan sindiran terhadap apa yang dilakukan pansus angket.
Ia menyebut bahwasannya kunjungan itu menunjukkan kalau sebenarnya napi
koruptor adalah pendukung utama pansus angket terhadap KPK.
"Yang kami takutkan, mereka panitia angket ini, akan berupa
rekomendasi ke paripurna. Yang kami takutkan, ini akan menjadi pintu masuk
untuk merevisi UU KPK. Dan kalau bicara mengenai mereka mengunjungi narapidana,
kita sama-sama tidak mengerti, untuk apa mereka berdiskusi dengan orang-orang
yang terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi," kata Kurnia saat
ditemui usai aksi yang dilakukan di halaman depan kantor KPK, Jalan Kuningan
Persada, Jakarta Selatan, Minggu (9/7/2017).
"Intinya kami menjelaskan, napi koruptor adalah
pendukung utama pansus," ujar Kurnia menegaskan.
Seperti diketahui pada Kamis (6/7) lalu, pansus angket yang
dipimpin Agun Gunandjar berkunjung ke Lapas Sukamiskin. Mereka mengaku
mendapatkan banyak curahan hati dari para koruptor, seperti Akil Mochtar dan OC
Kaligis.
Agun menyebut para napi itu mengaku mendapatkan ancaman
serta intimidasi ketika menjalani pemeriksaan di KPK. Sementara itu, Kabiro
Humas KPK Febri Diansyah menganggap tudingan semacam itu sudah biasa
dialamatkan ke KPK. Pernyataan ini sekaligus menepis tudingan-tudingan
tersebut. (rez)
0 comments:
Posting Komentar