RADARMETROPOLIS: (Surabaya) - Bupati Banyuwangi Abdullah
Azwar Anas mengembalikan formulir pendaftaran Pilgub Jatim 2018 ke DPD PDIP
Jatim, Minggu (9/7/2017). Jajaran PDIP Banyuwangi selanjutnya menyatakan yang
bersangkutan akan tunduk pada titah Megawati.
Pengembalian dilakukan oleh Ketua DPC PDIP Kabupaten
Banyuwangi I Made Cahyana Negara dan jajaran PDIP Banyuwangi.
Made mengatakan, pengembalian formulir tersebut adalah
bentuk kesiapan untuk menjalani seluruh proses penjaringan calon kepala daerah
yang dilakukan PDIP.
"Untuk selanjutnya, kami tunduk pada keputusan atau
titah Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekarnoputri," ujar Made.
Made mengatakan, PDIP Banyuwangi mendorong Anas maju dalam
Pilgub Jatim berdasarkan kinerja yang ditorehkan bupati muda itu. Sebelumnya,
Banyuwangi adalah daerah yang jauh dari pusat pertumbuhan utama Jatim.
Banyuwangi tak dihitung dalam peta kemajuan daerah. Belum lagi hambatan
infrastruktur karena Banyuwangi adalah daerah terluas di Pulau Jawa.
"Tapi berkat pola kepemimpinan gotong-royong Pak Anas
bersama masyarakat, tokoh lintas agama, budayawan, akademisi, dan sebagainya,
Banyuwangi kini secara bertahap terus maju pesat. Tentu pasti masih ada
kekurangan-kekurangan. Basis kinerja itu menjadi modal penting untuk memimpin
Jatim ke depan," ujarnya.
Secara ekonomi, program ekonomi kerakyatan berhasil
meningkatkan pendapatan per kapita warga Banyuwangi dari Rp 20,8 juta per orang
per tahun menjadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan
99 persen.
Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat dari level 20
persen menjadi 8,79 persen pada 2016.
Berdasarkan data BPS, inflasi Banyuwangi terhitung yang
terendah. Artinya, meski ekonomi dan pendapatan tumbuh, warga tetap terlindungi
daya belinya. Tahun ini juga, sampai Juni 2017, inflasi Banyuwangi masih
terendah seJatim berdasarkan data BPS.
Program kerakyatan lainnya, selama ini telah membantu
masyarakat Banyuwangi, khususnya kelompok ekonomi lemah. Di antaranya beasiswa
Banyuwangi Cerdas yang membiayai 700 anak muda berkuliah di berbagai kampus di
Indonesia.
Program jemput bola warga miskin sakit telah melayani
ratusan warga di rumahnya. "Jadi, petugas dan dokternya yang datang
merawat ke rumah. Bahkan bila harus dirujuk ke Surabaya, ada rumah singgah
gratis bagi mereka," papar Made.
Untuk pengelolaan birokrasi, Banyuwangi menjadi kabupaten
pertama dan satu-satunya di Indonesia yang meraih nilai A dalam Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kementerian PAN-RB.
"Dari aspek pengembangan SDM, Banyuwangi dulu tak punya
kampus negeri, sekarang ada tiga kampus negeri. Salah satunya Universitas
Airlangga Kampus Banyuwangi yang ke depan jadi embrio Universitas Negeri
Banyuwangi," kata Made yang juga dikenal sebagi Ketua DPRD Banyuwangi ini.
Anas, menurut Made juga berhasil menjaga toleransi di
Banyuwangi. Umat lintas agama disapa tanpa terkecuali. Banyuwangi mendapat
Harmony Award 2017 dari Kementerian Agama.
Hasil survei independen, menempatkan Anas dalam posisi
popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas yang cukup memadai. "Itu
jadi modal awal untuk maju dalam proses penjaringan partai, tapi tentu semua
keputusan kami pasrahkan kepada Ibu Megawati," ujarnya.
Made menjelaskan, nama Anas sebelumnya terjaring berdasarkan
rekapitulasi hasil rapat pleno DPC PDIP se Jatim terkait penjaringan Calon
Gubernur dan Calon Wakil Gubernur. Hal itu tertuang dalam surat DPD PDIP Jawa
Timur Nomor 122/eKS/DPD/VI/2017 tertanggal 12 Juni 2017 yang ditujukan ke Anas.
Lalu pada 14 Juni, PDIP Banyuwangi berinisiatif mengambilkan formulir untuk
Anas.
Ia menambahkan, pengembalian formulir dilakukan olehnya
karena Anas sedang menunaikan tugas memenuhi undangan di Jerman dari Badan
Sepeda Dunia (UCI) Asia Tour dan sudah sepengetahuan DPP PDIP dan DPD PDIP
Jatim. (hr/sr)
0 comments:
Posting Komentar