RADARMETROPOLIS (Jakarta) – Markas besar Kepolisian Republik
Indonesia menjelaskan kronologis penyerangan teroris terhadap Mapolda Sumatera
Utara. Dua teroris menyerang dan menikam salah satu petugas, Aiptu Martua
Sigalingging, hingga tewas.
"Tadi pukul 03.00 WIB ada serangan diduga teroris. Dua
orang melompat pagar di penjagaan Polda Sumut, kemudian menyerang salah satu
pos," terang Setyo Wasisto, usai Salat Ied di Mabes Polri, Jl Trunojoyo,
Jakarta, Minggu (25/6/2017).
Setyo menerangkan Polda Sumut memiliki tiga pos penjagaan. Pos
I digunakan untuk masuk, pos II khusus VIP, dan pos III sebagai pintu keluar.
Ketiga pintu tersebut ditutup pada pukul 18.00 WIB.
"Tiga (pos) itu ditutup pukul 18.00 WIB, sebenarnya
sudah ditutup tiga itu. Dua orang ini melompat kemudian menyerang," jelas
Setyo.
Setyo menyebut polisi yang berjaga ada empat orang. Setyo
mengatakan dua orang petugas sedang berpatroli, satu orang sedang di luar pos
dan menyisakan Aiptu Martua yang sedang istirahat.
"Di pos dua orang, harusnya 4 (polisi), 2 patroli. Dia
itu, satu di luar pos, satu istirahat. Yang diserang yang di dalam pos sedang
istirahat. Pada saat diserang anggota Aiptu Martua gugur karena ditikam sajam
(senjata tajam)," katanya.
Aiptu Martua sempat melakukan perlawanan. Rekannya yang
bernama Ginting kemudian minta tolong anggota Brimob yang berjaga di pintu
lain. Akhirnya, petugas Brimob melumpuhkan pelaku dengan tembakan.
"Kemudian Ginting minta tolong ke Brimob yang berjaga.
Anggota Brimob di pintu lain mengambil tindakan dengan satu pelaku tewas di
tempat karena dilumpuhkan dan satu dalam keadaan kritis," paparnya.
Setyo mengatakan beberapa waktu lalu Densus 88 menangkap
tiga orang teroris. Setyo menduga dua teroris ini masuk jaringan tersebut.
"Untuk diketahui, beberapa waktu lalu Densus 88 sudah
menangkap 3 orang yang merencanakan, ini kayaknya kelompok mereka atau sel
lain. Terbukti ada dua orang lagi menyerang langsung ke Polda Sumut," ungkapnya. (rez)
0 comments:
Posting Komentar