RADARMETROPOLIS, (Jakarta) Persediaan ikan untuk konsumsi nasional di Indonesia mencapai 12,54 juta ton. Angka ini naik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 9,93 juta ton.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menyebutkan kenaikan stok ikan di dalam negeri tidak terlepas dari langkah Susi melarang kapal asing dan kapal eks asing untuk melakukan penangkapan ikan di laut Indonesia. Kemudian Susi juga gencar memberantas pencurian ikan atau Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing.
"Stok ikan tahun 2016 sebesar 9,93 juta ton, tahun ini naik menjadi 12,541 juta ton. Jadi ada recovery kenaikan MSY (Maximum Sustainable Yield) kita," jelas Susi dalam jumpa pers di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/2017).
Selain itu, bertambahnya stok ikan di laut Indonesia juga diikuti oleh naiknya nilai tukar nelayan. Nelayan semakin sejahtera karena bertambahnya tangkapan ikan.
Susi menyebutkan, nilai tukar nelayan pada awal 2017 mencapai angka 110. Angka tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2016, yakni 105.
"Nilai tukar nelayan masih bagus, di atas 110 walau harga-harga komoditi dan biaya hidup naik mereka masih mampu," tutur Susi.
Selain itu, impor ikan juga mengalami penurunan drastis hingga 70%, padahal konsumsi ikan di dalam negeri mengalami peningkatan hingga 43 kilogram per kapita per tahun di 2016 dari sebelumnya hanya 36 kilogram per kapita per tahun. Dengan demikian, mengindikasikan potensi ikan di laut Indonesia semakin melimpah.
"Impor jauh menurun kurang lebih di atas 70%. Impor ikan itu jauh penurunannya dan kuota ikan yang terpakai hanya 20% lebih sedikit. Padahal konsumsi ikan nasional tahun kemarin meningkat 36 kg menjadi 43 kg," ujar Susi.
Susi menargetkan, konsumsi ikan masyarakat Indonesia di 2019 bisa mencapai 50 kilogram per kapita per tahun. Susi optimistis hal tersebut bisa diraih, seiring dengan bertambahnya stok ikan di dalam negeri.
"Akhir 2019 menjadi 50 kg berarti kita butuh konsumsi ikan dalam negeri saja 750.000 ton. Dan itu tidak masalah karena MSY kita naik dari 9 ke 12,53," ujar Susi. (fdc)
0 comments:
Posting Komentar