RADARMETROPOLIS: (Tarakan) Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI dan komponen bangsa agar
tidak mengikuti ulama yang menginginkan agar bangsa Indonesia mengalami
perpecahan.
Menurut Gatot, bila ada yang ingin memecah belah bangsa
dengan berpakaian ulama sudah pasti itu bukan ulama.
“Kalau ada yang mencoba pecah belah bangsa dan mencaci-maki
dengan berpakaian ulama, pasti bukan ulama. Oleh karenanya, jangan diikuti,”
kata Panglima TNI saat berbuka puasa bersama dengan Muspida Kota Tarakan dan
1.000 anak yatim serta 4000 prajurit di Islamic Center Tarakan, Kalimantan
Utara, Minggu (18/06/2017).
Ia melanjutkan, meskipun orang itu merupakan kiai atau
ulama, namun bila menginginkan adanya perpecahan di Indonesia berarti orang itu
bukan orang Islam asal Indonesia atau orang Indonesia yang belajar Islam di
luar negeri.
“Jadi, kalau ada orang
bersorban mengaku ulama atau kiai, tetapi berbicara soal memecah belah bangsa,
bukan kiai dari Indonesia atau orang tersebut belajar Islam dari luar negeri,”
katanya.
Umat Islam atau kiai asal Indonesia tidak menginginkan
adanya perpecahan dalam bangsa ini, bahkan para ulama dan kiai bersama rakyat
bersama-sama merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah.
Gatot lebih lanjut mengatakan bahwa yang memerdekan
Indonesia bukan TNI. Yang berjuang untuk kemerdekaan adalah rakyat Indonesia,
yang mayoritas muslim. Kalau ada yang menginginkan memecah belah bangsa,
apalagi ingin merusak Pancasila berarti ulama palsu. Dalam hadits disebutkan,
seorang mukmin tida boleh mencaci maki dan mengadu domba.
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI mengaku senang dengan
perolehan hasil survei bahwa TNI mendapatkan kepercayaan tertinggi dari
masyarakat Indonesia. “Bagi TNI ini bukan prestasi luar biasa, tetapi kewajiban
prajurit. TNI harus selalu dekat dengan rakyat,” katanya.
Kedatangan Panglima TNI di Tarakan juga untuk menghadiri
acara Launching Trilateral Maritime Patrol (TMP) antara Indonesia, Malaysia dan
Filipina, di Lantamal XIII pada Senin (19/06/2017).
Ketiga Menhan, yakni Menhan Republik Indonesia Ryamizard
Ryacudu; Menhan Malaysia, Datuk Seri Hismammudin Hussein; dan Menhan Filipina
Delfin Lorenzana, dengan menyertakan para panglimanya juga menghadiri acara
tersebut. (lsi)
0 comments:
Posting Komentar